Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

"Meluruskan" Dakwah IMM Saat Ini


Bicara mengenai gerakan dakwah, banyak sekali model dakwah yang dilakukan oleh para mubaligh atau pendakwah kepada masyarakat, yang mana itu dilakukan untuk mencapai tujuan dari organisasi atau kelompok masing-masing. Tak terkecuali IMM yang merupakan ujung tombak kekuatan dakwah Muhammadiyah di ranah kemahasiswaan. Hadirnya IMM dalam lingkup kampus dengan membawa semangat islam yang berkemajuan sebagaimana jargon-jargon yang sering dilontarkan di forum-forum Muhammadiyah. Mengacu kepada tujuan IMM yaitu “mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”, gerakan dakwah IMM harus membawa misi keislaman yang sesusai dengan jalan dan ideologi Muhammadiyah.

Hari ini IMM dengan segala lika-liku perjuangan yang telah dilalui menjadi kekuatan organisasi yang besar. Banyak kader IMM yang sekarang menjadi tokoh nasional maupun internasional. Hal itu membuktikan bahwa dakwah IMM masih diterima oleh masyarakat. Banyak sekali kader-kader IMM yang asalnya bukan dari Muhammadiyah. Mereka ikut masuk IMM karna begitu terbukanya IMM terhadap sesama.  

Namun, Kuantitas Kader IMM hari ini yang berkembang, tidak didukung dengan kualitas gerakan IMM yang mumpuni. Terutama dalam dakwah yang menyentuh ranah spiritual. Gerakan dakwah IMM yang diharapkan mampu menebar dakwah islam yang sesuai dengan garis besar Muhammadiyah ternyata sering dilupakan oleh kader IMM sendiri. Terbukti masih banyak ditemui kader IMM yang tidak bisa membaca Al Qur’an, masih banyak kader IMM yang Sholat wajibnya bolong-bolong, dan masih banyak kader IMM yang sering membelot dari Muhammadiyah. 

Cara berfikir sebagian kader IMM sekarang terkesan kaku dan konservatif. Sehingga itu berpengaruh terhadap model dakwah yang dilakukan. Konten dakwah IMM saat ini tidak jarang hanya ikut-ikutan tren dakwah anak muda yang di dalamnya lebih banyak bicara soal masalah pribadi, terutama soal perasaan. Kader IMM tidak boleh hanya sebatas itu, IMM tidak boleh terlalu sibuk memikirkan hal yang tidak substansial dalam persoalan umat saat ini. Muhammadiyah merupakan organisasi modern yang mana levelnya sudah internasional, dakwah IMM harusnya mengarah kepada penyelesaian masalah sosial masyarakat, dan mestinya sudah selesai dengan masalah-masalah berbau perasaan, tren, dan masalah pribadi lainnya.

Dalam hal komunikasi, kebanyakan kader IMM tidak bisa memahami bahasa masyarakat. Mereka menggunakan bahasa menara gading kepada masyarakat sehingga pokok pembahasan yang didakwahkan itu tidak sampai. Padahal dakwah adalah bagaimana semua bisa saling memahami satu sama lain sehingga tercipta kolektifvitas dan melahirkan gerakan dakwah yang membawa dampak besar. Kenapa dakwah kaum hijrah sosmed lebih bisa mempengaruhi ketimbang kader IMM sendiri?.  Itu karna mereka bisa menyesuaikan bahasa dakwahnya kepada masyarakat yang mereka dakwahi.

Inkonsistensi dari sebagaian kader IMM dalam menjaga citra dan jati diri Muhammadiyah akan berdampak pada integritas Muhammadiyah sebagai gerakan Jama’ah. Memang Muhammadiyah mengedepankan nilai toleransi, tetapi bukan terus kita sebebasnya dalam menjalankan organisasi. Organisasi itu tidak bebas nilai, seluruh kader organisasi harus bisa mengimplementasikan sesuai cita-cita dan aturan organisasi. Dalam Konteks ini, Kader IMM dituntut untuk bisa mengimplementasikan  nilai-nilai Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari, apalagi kondisi bangsa kita yang tengah carut-marut. Bangsa ini ibaratkan padang pasir yang tandus dan kering, dan IMM harusnya bisa menjadi oase yang memberikan kesejukkan bagi semua.

Sebagaimana salah satu dari enam penegasan IMM, “Ilmu amaliah, amal Ilmiah”, ilmu yanng dikaji oleh kader IMM adalah yang menghasilkan aksi nyata, dan setiap aksi tersebut mesti berlandaskan keilmuan yang memadai. Kader IMM jangan elitis dan tetaplah membaur dengan masyarakat. Kalau ingin mengungkapkan rasa bangga kepada IMM, lakukanlah dengan berbuat Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagaimana yang sering didiskusikan oleh kader IMM. Dan jangan pernah fanatik buta terhadap apapun karna muhammadiyah selalu melarang kadernya untuk bersikap fanatik. Sekalipun itu fanatiknya kepada muhammadiyah sendiri.   

Author: Fashfahish Shofhal J
(Ketua Bidang Hikmah PK IMM Ibn Rusyd 2020-2021)

Editor : Artha Fernando