Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah IMM UINSA

Tiga tahun setelah pendirian IMM di kampus IAIN Sunan Ampel, tepatnya pada tahun 1990, muncul kebutuhan akan koordinasi yang lebih baik antar komisariat. Pada saat itu, IMM telah tumbuh menjadi tiga komisariat aktif. Untuk merespons perkembangan ini, dibentuklah Koordinator Komisariat (Koorkom) yang pertama, dipimpin oleh M. Sholihin Fanani.

Koorkom hadir sebagai struktur penghubung antara Pimpinan Cabang IMM dan komisariat-komisariat di tingkat kampus. Ia memikul peran strategis—mengkoordinasi program, memastikan sinergi, memantau pelaksanaan visi organisasi, hingga menjadi fasilitator kolaborasi. Di balik struktur formal ini, Koorkom sesungguhnya adalah simpul pengikat semangat dan arah perjuangan IMM di kampus, sekaligus penjaga marwah kaderisasi Muhammadiyah.

Tugas Koorkom mencakup berbagai aspek penting: dari administrasi internal, pelaporan kegiatan, hingga menjalin hubungan eksternal dengan lembaga-lembaga kampus. Ia menjadi tulang punggung dalam memastikan kelancaran program kerja, sekaligus memastikan bahwa seluruh aktivitas komisariat sejalan dengan nilai dan arah perjuangan IMM.

Momen penting lainnya terjadi saat pelantikan pengurus Koorkom dan komisariat yang digelar di Gedung Wisma Guru Surabaya. Dalam acara ini, hadir Amien Rais, tokoh sentral Muhammadiyah yang kala itu menjabat Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan pernah menjadi Ketua DPP IMM.

Kehadiran tokoh sekaliber Amien Rais menjadi penegas bahwa IMM bukan sekadar organisasi kampus biasa, melainkan bagian integral dari denyut gerakan Muhammadiyah nasional. Dukungan dari para tokoh senior memberikan legitimasi, sekaligus suntikan semangat baru bagi para kader untuk melangkah lebih percaya diri.
Halaman Blog