Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Musibah Melanda Indonesia, Ujian atau Hukuman?

Duka tengah menyelimuti penjuru dunia, wabilkhusus Indonesia. Innalillahi wa innailaihi roji’un sejak awal tahun 2020 hingga memasuki tahun 2021 Tanah Air ditimpa bencana secara bertubi-tubi; banjir yang melanda berbagai pelosok Nusantara, gempa bumi, tanah longsor, erupsi gunung berapi baik di pulau Jawa maupun di pulau lainya. Di sisi lain pandemi covid-19 pun masih merajalela. Banyak nyawa telah meninggalkan raga juga meninggalkan sanak keluarga akibat bencana ini. Dua aspek yang menjadi pertanyaan atas fenomena yang terjadi, “Apakah ini ujian atau hukuman?’

Ujian

Sebagai manusia khususnya insan Muslim, musibah ini merupakan ujian dalam kehidupan, agar kita sebagai hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kita sebagai hamba hanya bisa menerima dan terus berdo’a dengan sabar dan tabah. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan Dia tidak akan menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuan hamba tersebut. Allah Swt berfirman:

وَلا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ  الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya :

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta benda, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". {QS.Al-Baqarah:154-156}

Dari peristiwa ini kita bisa memetik hikmah supaya kedepannya menjadi lebih bertaqwa dan selalu mengingat Allah di manapun kita berada. Peristiwa ini juga memberikan rasa prihatin dan empati dari saudara-saudara yang tidak terkena bencana untuk mengulurkan tangan serta memberikan bantuan. Karena sudah sepatutnya kita sebagai sesama manusia saling tolong-menolong dalam suka maupun duka. Allah Maha Mengetahui atas segala kenikmatan-kenikmatan yang Ia berikan kepada hamba-Nya. Dan sewaktu-waktu Allah bisa mencabut kenikmatan tersebut dengan cara yang Ia kehendaki. Maka selalu ingat bahwa kita berasal dari Allah dan hanya kepada Allah lah kita akan kembali.

Hukuman

Arti hukuman di sini ialah sebuah peringatan dari Allah Swt. karena bisa jadi Ia murka atas segala perlakuan manusia yang lalai dalam tugasnya sebagai khalifah fil ‘ardh. Bukannya menjadi pemimpin yang baik malah menjadi pemimpin yang semena-mena. Kalau kata orang Jawa sak enak e udele dewe.

Manusia diberi amanah untuk menjaga dan melestarikan alam semesta, namun kita malah membuat kerusakan di muka bumi. Bagaimana tidak, pohon-pohon di hutan ditebang secara liar, sungai-sungai dan aliran air yang awalnya segar kini teracuni oleh sampah yang menggunung serta tercemar oleh limbah-limbah industri. Hidup yang awalnya sehat, tanah-tanah hijau nan subur yang menghasilkan sandang dan pangan telah berganti wajah dengan gedung-gedung pencakar langit serta bangunan-bangunan tinggi lainya. Akibatnya alam sejuk berganti dengan polusi. Allah Swt. berfirman:  

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan yang telah mereka perbuat, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). {QS.Ar-Ruum:41}

Hukuman ini merupakan tanda bahwa Allah masih menyayangi hamba-Nya. Dialah pemilik sifat ar-Rahman (Maha Penyayang) dan al-Ghafur (Maha Pengampun). Maka dengan adanya peristiwa ini kita sebagai hamba wajib introspeksi diri dan memohon ampunan kepada Allah atas segala kekhilafan. Mari kita kembali ke jalan yang benar dengan menjaga serta melestarikan apa yang telah Allah amanahkan.

Sebelum Allah menciptakan bumi ini para malaikat protes dengan mengatakan, “untuk apa Ya Allah engkau menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi? Mereka hanya akan berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah.” Kemudian Allah mengabadikan hal ini dalam firman-Nya:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."{Q.S Al-Baqarah:30}

Terlepas dari berbagai bencana yang menghampiri kehidupan kita, semoga dengan sedikit apa yang saya tulis dapat memberi motivasi dan energi kepada kita sebagai insan yang madani agar senantiasa ber-fastabiqul khoirots (berlomba-lomba dalam kebaikan). Tak lupa tingkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Sang Maha Pencipta, penguasa alam semesta yang memiliki yaumul qiyamah, Allah Swt.

Author: M Izzuddin Fadhlu Ilmi

(Ketua Bidang Tabligh PK IMM Al-Kindi 2020-2021)

Editor :Jumrotus S