Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngakunya Mahasiswa, Tapi Apa Iya?


Ketika mendengar kata “mahasiswa” maka yang ada di benak kita sebagai orang awam adalah sekelompok manusia yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tetapi apa benar demikian pengertian dari mahasiswa? Jika benar apa bedanya mahasiswa dengan siswa jika yang dibedakan hanya jenjang pendidikan saja? Toh siswa juga mengalami beberapa tingkatan pendidikan juga dan mereka tetap disebut sebagai siswa. Lantas sebenarnya mahasiswa disini apa dan siapa?.

Oke kita mulai perbedaanya. Sekarang kita bedakan antara siswa dan mahasiswa, siswa merupakan kelompok manusia yang sedang menempuh sebuah pendidikan. Loh mahasiswa kan juga manusia yang sedang menempuh pendidikan juga, lantas dimana perbedaannya? Nah perbedaannya adalah jika siswa menempuh pendidikan di tingkat sekolah sedangkan mahasiswa menempuh pendidikannya di perguruan tinggi. Jadi, kalau membahas masalah apa itu mahasiswa memang kita harus melihat jenjang pendidikan, dan melihat pula jika di perguruan tinggi itu ada yang namanya Tridharma Perguruan Tinggi.

Tridharma perguruan tinggi merupakan semacam visi bagi perguruan tinggi. Isi dari Tridharma Perguruan Tinggi antara lain pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dari sini dapat kita bedakan antara sekolah dengan perguruan tinggi. Sehingga antara siswa dan mahasiswa mulai dapat kita cari perbedaannya. Maka mahasiswa yang merupakan sekelompok manusia yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi itu bukan hanya berfokus pada bidang pendidikan saja. Akan tetapi beberapa komponen lainnya seperti penelitian dan pengabdian masyarakat. Penelitian sudah barang jelas yang mengasah intelektual mahasiswa dan hasil dari penelitian tersebut sebisa mungkin dapat bermanfaat bagi orang lain.

Mulailah kita masuk pada pengabdian masyarakat. Oke seperti yang kita ketahui pada umumnya, bahwasanya mahasiswa memiliki dua fungsi penting, yaitu agent of change, dan agent of social control. Nggak bisa bahasa Inggris,? Oke dalam versi bahasa Indonesia biasa disebut agen perubahan dan agen kontrol sosial. Kedua fungsi tersebut merupakan fungsi yang ditujukan untuk pengabdian terhadap masyarakat. 

Pertama kita bahas agent of change, atau bagi orang yang nggak bisa bahasa Inggris tadi agen perubahan. Dari fungsi ini mahasiswa dituntut untuk apa sih? Agen perubahan, lalu apa yang harus diubah mahasiswa? Dalam kehidupan bermasyarakat mungkin ada berbagai permasalahan seperti kondisi masyarakat dan pola pikir atau bahasa kerennya mindset masyarakat. Pada hal ini perubahan yang ideal dilakukan oleh mahasiswa adalah mulai untuk mengubah pola pikir masyarakat menuju hal yang lebih positif lagi tentunya. Sehingga ketika pola pikir telah berubah maka kondisi masyarakat akan berubah juga maka dibutuhkan fungsi kedua.

Fungsi kedua yaitu agent of social control, atau bagi yang nggak bisa bahasa Inggris tadi agen kontrol sosial. Fungsi kedua ini cenderung kepada kontrol kondisi sosial di masyarakat. Melakukan perubahan mindset sehingga kondisi sosial di masyarakat juga ikut berubah, ketika sudah mulai ada perubahan di masyarakat, bukan berarti mahasiswa lepas tangan begitu saja, akan tetapi dibutuhkan yang namanya kontrol sosial. Jadi antara agent of change dan agent of social control ada porsinya masing-masing. Perubahan yang diubah adalah pola pikir masyarakat, dan ketika sudah mulai berubah maka harus ada kontrol pada perubahan tersebut.

Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah siapa sih mahasiswa itu? Setelah membaca pemaparan pendek tentang apa itu mahasiswa di atas, maka muncul sebuah pertanyaan baru lagi yang masih seputar siapa mahasiswa. Macam nggak ada habis-habisnya saja pertanyaan ini. Oke kita kembali pada pertanyaan, apakah mereka yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah mahasiswa?

Oke kita sedikit serius disini, kita mulai berpikir secara fundamental dan mulai melihat lagi sedikit pemaparan di atas, kembali pada Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam perkuliahan pasti ada yang namanya pendidikan dan juga tugas penelitian, akan tetapi tidak semua ada pengabdian masyarakat, atau gampangannya di dunia mahasiswa itu KKN (Kuliah Kerja Nyata). Beberapa jenjang perkuliahan yang biasanya tidak ada KKN-nya itu seperti perkuliahan D1, D2, dan D yang lainnya. 

Meskipun kuliah D tersebut tidak ada KKN, akan tetapi ketika mereka bisa mengabdi kepada masyarakat dengan menerapkan dua fungsi penting mahasiswa tersebut, maka jika mengacu pada pemaparan di atas mereka dapat dikatakan mahasiswa. Akan tetapi ketika mereka merupakan orang-orang yang kuliah di tempat yang ada program KKN-nya, tapi tidak dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat dan tidak menjalankan fungsi mahasiswa sebagai mestinya, justru mereka kurang tepat untuk dikatakan sebagai mahasiswa.

Tenang masih ada satu pertanyaan lagi yang harus kita angan-angan sendiri jawabannya dan simpan sebagai salah satu landasan ber-mahasiswa kita. Ketika sudah membaca, melihat, atau mendengar (barangkali ada yang dibacakan oleh temannya) sedikit pemaparan nyleneh di atas, apakah kita (bagi yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi ya...) sudah dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa?

Author: Kenneth Sulthon Alafi A

(Ketua Umum PK IMM Ibn Khaldun 2020-2021)

Editor: M Rizki