Indeks Optimisme Generasi Muda: Upaya Generasi Z Mencari Peluang Untuk Melakukan Terobosan Baru
Akhir-akhir ini, ada obrolan dan perbincangan mengenai trend dan peluang di masa depan. Seperti yang kita ketahui, pada 2030-2045, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif (berusia 15--64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).
Mengutip salah satu survei yang dilakukan oleh Good News From Indonesia (GNFI) di tahun 2021. Tujuan dari survei tersebut adalah mengukur seberapa optimis generasi muda terhadap masa depan Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan.
Upaya mengukur optimisme generasi Z di tengah dinamika perubahan, serta menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan pemerintah, korporasi, lembaga masyarakat untuk menyiapkan sumberdaya yang berkualitas.
Dampak dari pandemi Covid-19 yang telah mengubah perilaku, kebiasaan, dan dinamika kehidupan masyarakat, termasuk lapangan pekerjaan yang setiap generasi akan berubah-ubah menyesuaikan megatrend.
Isu yang diangkat dalam survei Good News From Indonesia (GNFI) terbagi dalam, Pendidikan dan Kebudayaan, Kebutuhan Dasar, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum. Jumlah responden 800 orang. Responden terbagi menjadi 68,2 persen laki-laki dan 31,8 persen perempuan, yang tersebar di 11 Kota Besar di Indonesia.
Mayoritas generasi muda optimis pada sektor pendidikan dan kebudayaan. Pada sektor tersebut, terdapat 83,9 persen responden yang optimis, 16,1 persen yang netral dan tidak ada yang pesimis. Sektor pendidikan dan kebudayaan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi, karena pendidikan dilihat dari ekosistem dan perspektif nya, sejati nya pendidikan berkait dengan semua sektor lainnya.
Alasan Generasi Z percaya pada pendidikan antara lain: mengakses pendidikan berkualitas akan membantu meraih masa depan, pendidikan alat untuk kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan. Kemudian mengenai kebudayaan semakin diterima nya kerajinan tangan, musik, fashion dan film Indonesia oleh banyak kalangan.
Kemudian, untuk sektor kebutuhan dasar terdapat 75,1 persen (cukup tinggi) responden yang optimis, serta 24,9 persen netral dan tidak ada yang pesimis. Pemenuhan kebutuhan dasar (sadang, pangan, papan) merupakan kebutuhan masyarakat terhadap hidup itu lebih tinggi dibandingkan di kota-kota maupun daerah yang lebih kecil.
Generasi muda Indonesia optimis mampu memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi yang seimbang, keanekaragaman pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.
Kemudian, pada sektor ekonomi dan kesehatan terdapat 64,6 persen generasi muda yang optimis, 36,5 persen netral, dan 0,1 persen pesimis. Pada saat ini kebijakan pemerintah yang dinilai menyulitkan dan tidak tegas, ketersediaan lapangan pekerjaan, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia menyebabkan sulit terserapnya pekerja di dunia kerja.
Faktor lain ekonomi dan kesehatan meliputi: mendapatkan akses layanan kesehatan, terserap di dunia kerja, menciptakan peluang usaha dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan di masa depan.
Pada sektor kehidupan sosial terdapat 51 persen individu yang optimis, 48,5 persen netral, dan 0,5 pesimis. Salah satu tantangan kita untuk maju jika dilihat dari sisi sosial yaitu keragaman, toleransi, dan kebebasan berpendapat dengan berbagai macam karakteristik.
Isu keseteraan gender menjadi perbincangan yang ramai, antara laki-laki dan perempuan untuk kesempatan serta peluang. Generasi Z yang pada saat ini, menyerap begitu banyak informasi dari berbagai lini media sosial. Setiap media sosial memiliki karakteristik dan menawarkan informasi yang berbeda, seleksi atas derasnya informasi dibutuhkan agar tak mudah terpengaruh kontestasi opini.
Selanjutnya pada sektor hukum dan politik, generasi muda cenderung pesimis, karena sektor politik dan hukum hanya 32, 1 persen generasi yang optimis, 63,9 netral, dan 4,0 pesimis. Sektor yang disoroti untuk diperbaiki meliputi penegakan hukum, usaha menerapkan pemerintahan yang bersih dan transparan di masa depan, mengurangi korupsi kolusi nepotisme (KKN) di masa depan.
Masih tingginya praktik korupsi di Indonesia, menjadi alasan utama sektor ini menempatkan posisi optimisme terendah dibandingkan sektor lainnya. Bahwa kita dan generasi muda terkadang masih memiliki miskonsepsi dalam hal-hal tertentu sehingga Generasi Z banyak yang masih apatis dalam hal politik.
Anak muda zaman sekarang memiliki karakteristik yang percaya diri dan independensi tinggi. Sebab, mereka sudah hidup di dunia yang serba ringkas, cepat, dan segala sesuatunya dapat difasilitasi dengan teknologi.
Generasi Z sekarang, juga gandrung dengan perubahan dan tantangan, tidak terlalu suka dunia yang statis, tapi berharap ada lompatan-lompatan. Baik yang sifatnya positif maupun pada situasi buruk yang berpotensi menjadi peluang atau sebuah ancaman bagi Generasi Z.
Author: Alui Diar Rahman (Sekretaris Bidang Koorkom IMM UINSA 2020-2021)
Editor: Fadhlur Rohman