Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KUF Adakan Kajian tentang Muhammad Abduh, Acara Meriah dan Semarak

IMMUINSASBY.COM-Radar pustaka untuk mengasah logika dan pengetahuan kembali dilakukan oleh Komisariat Ushuluddin dan Filsafat (KUF) UIN Sunan Ampel Surabaya pada Kamis, 27 Januari 2022. Acara diselenggarakan di Sekretariat Koorkom IMM UIN Sunan Ampel Surabaya. 

Kondisi tempat yang sederhana membuat suasana sore menjadi tenang dan teduh. Kebetulan juga tempat parkir yang dimiliki Sekretariat IMM UIN Sunan Ampel Surabaya cukup luas, sehingga kajian pada sore itu diadakan di tempat terbuka.

Pada kajian itu, Komisariat Ushuluddin mengundang Humanika Dian Nusantara, Ketua Bidang Kader PC IMM Kota Surabaya, sebagai pemateri. Pria yang juga alumni Komisariat Ushuluddin itu menjelaskan dengan penuh gairah dan semangat. 

Acara yang diikuti oleh 20 peserta itu tampak meriah dan semarak. Selain peserta yang hadir di Sekretariat Koorkom, ada juga yang mengikuti acara secara daring melalui aplikasi Google Meet. 

Persiapan acara kajian ini tentunya sudah dilakukan jauh-jauh hari, mulai dari pembahasan konsep, pemahaman tokoh oleh panitia, dan tentunya banyak lagi. Sehingga muncullah kajian yang bertemakan "Pembaharuan Muhammad Abduh". 

Pembahasan yang mengupas tuntas mulai dari biografinya, pemikirannya serta karya-karyanya. Membuat para pendengar begitu terpesona dan mengikuti hingga selesai. Tidak sedikit yang terheran atas pemikiran Muhammad Abduh pada saat pemateri menerangkan dengan panjang lebar.

Prinsip yang dimiliki oleh Muhammad Abduh dalam melakukan pembelajaran memiliki ciri yang khas. Dalam proses belajar mengajar beliau tergolong sangat tidak suka bila hanya disuruh menghafal, hal ini yang menyebabkan ketidakpuasan pada hati beliau yang pada dasarnya lebih ingin mengedepankan logika.

Akhirnya beliau bertemu dengan seorang guru yang bernama Jamaluddin Al-Afghani salah seorang guru di Al-Azhar yang mana prinsip yang dimiliki oleh Jamaluddin ini tidak disukai oleh guru-guru yang lain. 

Prinsip itu terkait ulama atau kaum cendekiawan yang harus merapat kepada para penduduk bukan hanya duduk di rumah dan menunggu masyarakat datang berkonsultasi.

Pertemuan antara Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani layaknya seorang guru dan murid, bahkan bisa disebut dengan hubungan sahabat yang didasarkan dengan cara dan pemikiran yang sama. 

Muhammad Abduh ini sangat terkesima dengan cara yang diterapkan oleh Jamaluddin Al-Afghani yang lebih mengutamakan praktik dan mencontohkan. Sehingga dari sini Muhammad Abduh Memegang teguh prinsip logika dan tafsir.

Hal-hal semacam ini dikupas tuntas oleh pemateri hingga tidak terasa adzan maghrib sudah berkumandang. Sesi tanya jawab juga amat sangat meriah dibalik rasa penasaran yang amat sangat menggebu dari para peserta menimbulkan semangat berdiskusi beradu argumen dengan dasar pengalaman dan bacaan, seperti itulah ciri khas komisariat Ushuluddin dan Filsafat.

“Saya cukup terpuaskan dengan acara kajian pada hari ini, sebab banyak sekali hal-hal baru yang saya dapatkan. Sehingga membuka pemikiran saya yang sebelumnya sedikit kolot dan kontekstual menjadi lebih terbuka lagi dan berharap kedepannya saya bisa lebih progresif layaknya Muhammad Abduh” ujar salah seorang peserta yang hadir di lokasi.

Dari sini mungkin bisa dikembangkan lebih luas lagi hingga dapat mensuport ilmu-ilmu mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya kedepannya.

Author: Mahbub Junaidi

(Anggota Bidang RPK PK IMM UF 2021-2022)

Editor: Fadhlur Rohman

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA