Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Eksistensi Pancasila Abad-21, Lebih Kisruh atau Kukuh?

Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta. “Panca” yang memiliki arti “lima”, dan “sila” yang berarti “dasar” atau “asas”.  Nama Pancasila disebut sekaligus digagas oleh Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan) tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), dan disahkan pada Sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tanggal 18 Agustus 1945. 

Menurut Wikipedia, Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia dan merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Landasan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, tidak semata-mata dibuat dan ditetapkan hanya untuk sekedar pengadaan saja. 

Tetapi, makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, memuat perilaku-perilaku yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar terciptanya negara yang adil, makmur, dan sentosa. Dan tentunya, eksistensi Pancasila dari zaman ke zaman dapat mengalami kemajuan bahkan kemunduran. 

Hal-hal yang menyebabkan berubahnya keeksistensian Pancasila dapat diketahui dari beberapa faktor, seperti kurangnya kesadaran masyarakat, ketidakpedulian tentang nasionalisme, dan menganggap suatu hal yang berbau tentang cinta tanah air merupakan hal yang remeh.

Ditilik dari peristiwa sebelum kemerdekaan, peristiwa Rengasdengklok misalnya, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diculik oleh para pemuda pukul 03.00 tanggal 16 Agustus 1945 untuk didesak agar menyegerakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dari sini dapat diketahui bahwa golongan muda ingin mempercepat kemerdekaan Indonesia agar masyarakat Indonesia sendiri mendapatkan haknya yaitu merdeka dari penjajahan. 

Meskipun pada waktu itu Pancasila sendiri belum disahkan, akan tetapi semangat para golongan muda untuk segera melakukan proklamasi sangat antusias. Terbukti bahwa pada zaman kemerdekaan, eksistensi Pancasila sudah tidak perlu diragukan lagi. Tidak hanya pahlawan, rakyat biasa juga turut antusias dalam memperjuangkan kemerdekaan. Rela berkorban dan  cinta tanah air sudah melekat pada diri masyarakat Indonesia supaya negaranya terlepas dari penjajahan orang asing.
 
Lalu, bagaimana eksistensi Pancasila di abad ke-21 ini? Banyak berita-berita yang mempertontonkan akan aksi-aksi para pejabat-pejabat negara yang kerap melakukan korupsi, pemerasan, penggelapan dana, dan masih banyak lagi. 

Bukan hanya dari pejabat-pejabat negara saja, para pekerja harian baik di kota ataupun desa seringkali dari mereka abai akan pentingnya eksistensi Pancasila pada era modern ini. Sehingga nilai-nilai Pancasila yang dulunya sangat dijunjung tinggi agar tercapainya kemerdekaan lambat laun luntur karena apa yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri. Hari-hari ini, Indonesia sedang mengalami kenaikan harga minya goreng. 

Bukan hanya harga naik, bahkan minyak goreng sekarang sangat sulit didapat oleh masyarakat biasa. Memang, kelangkaan minyak goreng ini merupakan salah satu akibat invasi Rusia ke Ukraina yang sekarang sedang marak-maraknya terjadi.

Tetapi, masalah minyak goreng tersebut juga melibatkan  pihak-pihak illegal yang haus akan uang untuk menggelapkan atau mendistribusikan minyak goreng kepada golongan-golongan yang mematok harga tinggi, sehingga rakyat-rakyat biasa kesulitan untuk mendapatkan barang tersebut.
 
Indonesia adalah negara yang memiliki landasan negara khusus yang tidak dimiliki oleh negara asing lainnya, yaitu Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya patut ditiru dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Mengapa demikian? Karena Pancasila sendiri dibentuk atas dasar kesepakatan bersama untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya. Maka, menjaga keutuhan dari keeksistensian tersebut adalah wajib bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Author: Maftukh Ghulam Mursyidan (Kader IMM Al-Farabi)
Editor: Auni H. (RPK Korkom IMM UINSA)
Thumbnail: Merdeka/ Iqbal S. Nugroho
-Note: tulisan lomba milad IMM
Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA