Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesetaraan Gender Saat Bencana Banjir di Kalimanatan Selatan 2021

 

Bagaimana kalau saya menceritakan tentang kamp pengungsian di Banjarmasin waktu kebanjiran hebat daerah Kalimantan Selatan pada Januari 2021 lalu? Pada waktu itu terjadi bencana alam banjir yang disebabkan luapan air yang sangat banyak ditambah curah hujan mengakibatkan banyak rumah terendam yang mana memiliki ketinggian air dari 30 cm sampai lebih 3 meter. Dengan total pengungsi mencapai 107.227 orang.

Dalam permasalahan gender walaupun saya tidak menemukan berita tentang pelecehan seksual ataupun permasalahan gender yang jelas, entah media berita tidak memperhatikan itu atau sengaja disembunyikan tetapi nampak jelas permasalahan gender jika kita langsung terjun ke lapangan pada waktu itu. 

Wanita hanya bisa duduk diam pasrah sambil menjaga anak-anaknya ataupun berdoa kepada Tuhan agar ini segera berlalu dan laki-laki bekerja keras untuk membantu ini itu, mengangkat barang-barang yang bisa diselamatkan. Sedangkan wanita cuma bisa membawa anak ataupun beberapa barang yang sedikit. Tidak banyak, tetapi tidak sedikit pula laki-laki juga bekerja di dapur. 

Bantuan-bantuan tetap diprioritaskan untuk perempuan, anak-anak dan orang tua. Sedangkan laki-laki berkisar 18-45 tetap bekerja. Sangat terlihat jelas rasio perbedaan yang dilakukan perempuan dibandingkan laki-laki walaupun memang benar perempuan memiliki tugasnya tersendiri. 

Tapi mengingat konsep kesetaraan gender. Hasil yang didapat laki-laki yang bekerja tidak sebanding dengan apa yang didapatkan perempuan. Terkadang untuk mengisi waktu luang juga ibu-ibu dengan santainya ngobrol. Dan lagi dari dokumentasi yang saya dapatkan saat saya menjadi pengantar sembako untuk korban banjir dari Kapuas, Kalimantan Tengah. 

Kebanyakan sumbangan baju diberikan untuk perempuan dibandingkan laki-laki maksud saya baju-baju tersebut dikhususkan untuk perempuan. Seperti baju daster, kerudung, dll yang mana normalnya tidak dilakukan untuk laki-laki. Jadi sebenarnya kesetaraan gender itu bagaimana?

Nampaknya pemahaman kita mengenai kesetaraan gender masihlah dangkal untuk kita orasikan. Tidak semua perempuan maupun laki-laki mengerti apa itu kesetaraan gender. Apakah dengan memberikan hormat kemasing-masing Gender

Bukan, yang mana sudah diajarkan untuk laki-laki menghargai pendapat perempuan dan sebaliknya. Lalu apakah perempuan bekerja seperti laki-laki? Bukan juga. Hal demikian sudah banyak terjadi tetapi hakikatnya jika kita melihat gender inequality terkadang naik terkadang turun yang mana hal demikian artinya masih sangat bias untuk mengetahui apa sebenarnya kesetaraan Gender tersebut.

Orientasi kesetaraan gender di Indonesia baik dari tahun ke tahun tetapi sayangnya pemahaman gender inequality-nya masih sangat buruk. Wanita memang memiliki kekuatan yang hebat yang tidak kalah saing tetapi kesempatan untuk menunjukkannya tidak banyak. 

Tidak semua wanita bisa menampakkan kemampuan mereka tetapi ini kembali lagi dikerenakan berbagai faktor yang mana bisa dibilang laki-laki lah penyebabnya. Mari kita liat negara dengan tingkat gender equality terbaik di dunia.

Islandia mempertahankan posisi nomor satu di edisi 2020 untuk ke-11 tahun berturut-turut. Islandia telah menutup hampir 88% dari kesenjangan gender secara keseluruhan. Norwegia, peringkat kedua, telah mampu menutup 84,2% dari kesenjangan gender-nya, diikuti oleh Finlandia yang menutup 83,2%, dan Swedia menutup 82,0% dari kesenjangan gender-nya. Bisa jadi mereka sebagai rujukkan untuk membuat aturan atau mengajarkan kepada masyarakat bagaimana itu gender equality.

Sumber:
Rifa Yusya Adilah, 107.227 Pengungsi Banjir Kalsel Sudah Kembali ke Rumah Masing-Masing. merdeka.com
worldpopulationreview.com. Gender Equality by Country 2022

Author: Fitra Agung Aulia Rahman (Kader IMM Avempace)
Editor: Auni H. (RPK Korkom IMM UINSA)
Thumbnail: BPBD Kabupaten Tapin
-Note: tulisan lomba milad IMM
Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA