Lima Pilar Keluarga yang Sakinah
![]() |
Sumber: winnetnews.com |
Berkeluarga itu tujuan utamanya
adalah untuk mencapai kehidupan
yang barokah. Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Allah SWT
melalui
tuntunan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan mengikuti jalan
itu, kita
bisa mencapai keluaraga yang
sakinah mawadah wa rohmah,
menghadirkan ketentraman, cinta
dan kasih sayang.
Visi akhir dari sebuah
keluarga sakinah adalah kebaikan yang saling membimbing dalam urusan agama,
melahirkan keturunan yang senantiasa taat kepada Allah SWT dan Rasulnya, menjadi penerus
estafet perjuangan agama dan bangsa. Pastinya, keluarga yang amar ma'ruf nahi mungkar
sehingga membawa kepada ridho Allah SWT. Itu semua yang akan menjadi penyebab cinta yang kekal dan membawa ke Surga-Nya, baik di dunia maupun akhirat.
Setiap orang yang
normal pasti mengingkan keluarga yang bahagia, baik, tenang, tentram. Tetapi dalam kenyataannya sering berbeda dengan
dengan yang diinginkan.
Karena banyak yang tidak tahu ilmu untuk mencapai
keluarga bahagia. Bagaimana
ilmunya? Untuk memperoleh keluarga
bahagia sebagaimana diinginkan banyak orang harus terpenuhi lima hal:
Pertama, Azwajus Shaliha (Pasangan yang baik). Orang yang berhasil
karena didukung oleh pasangan
yang
baik, sebaliknya orang yang menyimpang karena di pengaruhi oleh pasangan yang
kurang baik
perangainya. Individu
yang mulia adalah individu
yang memuliakan pasangannya. Sebaliknya, seseorang
yang hina adalah yang suka merendahkan pasangannya. Maka untuk
memperoleh keluarga yang baik harus mecari pasangan yang baik agama dan akhlaknya.
Kedua, Al-Auladul Abror (Anak-anak yang terdidik
dan terarah). Orang
tua harus mempersiapkan diri dengan berbagai macam disiplin ilmu agama,
keterampilan dan ilmu-ilmu yang lainnya. Adapun ilmu yang sangat fundamental untuk
disampaikan kepada anak adalah akhlaqul karimah dan bagaimana cara beribadah
yang benar.
Ketiga, Al-Bay’atussholiha (lingkungan yang baik
lingkaran kondusif). Hidup
di kota metropolitan harus hati-hati di dalam pergaulan dan lingkungan. Lantas bagaimana caranya? Yaitu dengan memilih
teman dekat.
Karena
kalau sampai salah pilih, maka
akan berakibat
fatal.
Digambarkan oleh
Nabi Muhammad SAW bahwa teman
dekat ada dua
macam: Seperti
penjual minyak wangi, yang mana kalau
kita berteman dengan teman yang baik akan tertular kebaikannya. Atau paling tidak terbiasa
mendengan cerita-cerita yang baik, melihat kebaikan-kebaikan yang dilakukan
oleh teman. Selanjutnya, Seperti tukang
pandai besi, yang mana kalau
kita berteman dengan teman yang jelek perangainya maka kita akan tertular
dengan kejelekan-kejelekan teman kita atau paling tidak terkena imbas dari
perbuatan jelek temannya. Jadi,
kita harus selektifl dalam memilah dan memilih
teman.
Selanjutnya, pilar keempat yaitu Al-Malul
Halalu. Harta
yang halal mendukung ketentraman keluarga karena timbul berkah, sebaliknya harta yang haram akan
mempengaruhi kehidupan keluarga berkahnya di cabut, mempengaruhi karakter,
akhlaq, perilaku, ibadah, kesehatan, keselamatan, ketentramannya. Hal ini termaktub dalam Alquran surat
ke 7 ayat 31
yang artinya, “Ambilah
pakaianmu yang bagus setiap memasuki masjid dan makanlah kamu dan minumlah kamu
tetapi jangan berlebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan.”
Dalam hal di atas misalnya makanan. Dalam
ilmu kesehatan,
makanan yang baik adalah yang
empat sehat lima
sempurna, tetapi dalam ajaran islam harus ditambah dua lagi: yaitu makanan halal dari segi dzatnya dan halal dari segi cara memperolehnya. Lalu makanan yang toyib
yang memiliki arti baik,
sesuai keperluan lihat kodisi kesehatannya.
Terakhir, pilar kelima adalah Tafaqquh
Fiddin (Berpegang
teguh kepada aturan agama).
Dalam
kondisi apapun, menghadapi masalah apapun baik senang maupun susah, kekurangan
atau lebih kaya maupun cukup senang atau susah kalau kita kembalikan kepada
aturan Agama semua akan teerselesaikan. Maka setiap anggota keluarga wajib
memperlajari, memahami aturan agama. Sehingga tidak mengalami kebingungan atau
kebuntuham dalam menghadapi permasalahan-masalah hidup individu, permasalahan
keluarga, sampai permasalahan
masyarakat.
Author: Dian Jayadi (Kader IMM
KUF)
Editor: Fadhlur Rahman