Lebih Pintar Berbahasa Inggris dengan Game?
![]() |
Windah Basudara, seorang YouTuber Gaming. Sumber Gambar: Youtube Team RRQ |
Penulis:
Maftukh Ghulam Mursyidan (Anggota Bidang Kader IMM Al-Farabi)
Abad ke-21 ini,
dunia sedang mengalami upgrading teknologi yang amat pesat. Dan, game
adalah salah satunya.
Software yang
diciptakan dengan tujuan entertain ini mengalami upgrading yang
juga pesat. Dari Playstation 1 (Nitendo) yang ngetren pada zamannya hingga Playstation
5 yang sekarang ramai riuh orang yang ingin membelinya.
Dalam
perkembangannya, game selalu mengikuti apa-apa yang sedang masyhur di
tengah-tengah masyarakat. Tak heran, jika kalangan anak-anak, remaja, maupun
dewasa tak pernah ketinggalan dalam update-an terbaru suatu jenis game.
Lantas,
bagaimanakah akibat dari adanya sebuah game? Efek seperti apa yang diakibatkan
oleh suatu game bagi masyarakat atau lebih khususnya kalangan remaja?
Sejauh ini,
game masih menjadi momok menyeramkan bagi orang tua terhadap anak-anaknya.
Momok yang dimaksud dalam hal ini adalah keresahan maupun ketakutan para orang
tua terhadap apa-apa yang diakibatkan oleh game.
Mereka
berasumsi bahwa setiap game pasti mengandung hal-hal yang tidak bermanfaat. Seperti
membuang-buang waktu, mengakibatkan rasa malas, dan sebagainya. Bahkan, mereka
beranggapan bahwa game juga dapat membuat pelaku menjadi stres dan mudah
emosional.
Lalu
pertanyaannya, apakah game selalu memiliki keterkaitan dengan bad effect?
Tidakkah game memiliki segelintir saja good effect?
Sebelumnya,
saya akan menjabarkan suatu mahfudlot yang pasti sudah banyak dihafal
oleh kalangan santri:
لا تحتقر من دونك فلكل شيء مزيّة
Yang artinya “Jangan menganggap remeh di sekitarmu, bahwa sesungguhnya setiap sesuatu itu mempunyai kelebihan”.
Begitu juga
dengan game. Game bukan termasuk sesuatu yang diciptakan oleh manusia tanpa
adanya faedah bagi peradaban. Di sini, saya akan mengoreksi perspektif sebagian
besar masyarakat yang kontra terhadap game.
Saya
berargumen, bahwa mereka hanya melihat dalam satu sudut pandang akibat sebuah
game tanpa mengindahkan sudut pandang lainnya. Lalu, seperti apakah good
effect dari game ini?
Sebagian besar
perusahaan produser game berkebangsaan negara-negara Eropa yang notabene berbahasa
Inggris. Pastinya bahasa yang digunakan dalam game yang mereka keluarkan
menggunakan bahasa tersebut.
Dari perspektif biologi, saat remaja mengalami masa pubertas, mereka mengalami saat dimana mereka suka meniru, menghafal atau mudah mengikuti sesuatu yang mereka gemari disekitar mereka. Apa-apa yang mereka dengar maupun mereka lihat dengan mudah terekam oleh otak.
Hal ini mempunyai relasi atau hungan antara perkembangan komunikasi remaja dengan game berbasis bahasa Inggris. Secara tidak langsung, di saat para remaja yang suka nge-game (biasa disebut gamer) ini terbiasa memainkan game berbahasa inggris, otomatis mereka akan paham dengan sendirinya kosakata bahasa Inggris yang game maksud tanpa berpikir dua kali.
Memang benar,
saat pertama kali bermain game tersebut, mereka tidak seberapa paham arti dan
maksudnya. Namun karena terbiasa bermain, otak akan selalu merekam dan
mengingat berbagai kosakata maupun kalimat dalam bahasa Inggris dengan baik.
Pada tahun 2020
ini, sudah banyak game populer yang dimainkan oleh kalangan remaja, baik dari
genre RPG, adventure, action, balapan, maupun war.
Saya ambil
contoh dari game terlaris tahun ini, yaitu PUBG dan Mobile Legends Bang Bang.
Dari game ini,
banyak kosakata yang sudah tidak asing lagi bagi para gamers, seperti “get
in the car!”, ”I’m really sorry”, ”I need a scope”, ”smoke bomb”, ”retreat”,
”recall”, ”banned”, dan masih banyak lagi.
Untuk semua
jenis game, baik bagi anak-anak, remaja hingga dewasa, bahasa yang digunakan
dalam game tersebut merupakan bahasa Inggris dengan pemakaian kaidah struktur
yang benar. Hal ini terbukti efektif untuk membantu para gamers terutama dari
kalangan remaja dalam improvisasi kemampuan grammar mereka.
Terimprovisasinya
kemampuan grammar para gamer, juga membantu mereka dalam melakukan komunikasi
ataupun interaksi dengan para pengguna game di negara lain.
Mengapa demikian?
telah kita ketahui bersama, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional resmi
dunia. Sehingga, dengan bahasa tersebutlah orang-orang di seluruh dunia
bercakap-cakap atau lebih jelasnya berkomunikasi, baik itu direct atau
secara indirect
Hal ini jelas memiliki sangkut paut dengan
komunikasi antar gamer. Jika grammar dan kosakata yang gamer dapatkan dalam
bermain game cukup mumpuni, maka mereka akan mudah berinteraksi dengan sesama
gamer yang berasal dari negara lain.
Dari sisi
akademik, permainan modern ini juga terbukti membantu remaja dalam mengkatrol
nilai bahasa Inggris mereka. Bahkan, sempat viral postingan dalam suatu social
media tentang seorang pelajar yang mengejek guru bahasa Inggrisnya karena
kemampuan grammarnya lebih baik setelah ia menjadi gamer.
Postingan
tersebut memang bukanlah suatu hal yang patut kita contoh, karena di dalamnya
menuai unsur ketidaksopanan terhadap guru. Akan tetapi, kemahiran anak tersebut
dalam berbahasa Inggris menjadi bukti bahwa game berbasis bahasa Inggris mampu
mendongkrak nilai mata pelajaran tersebut.
Jadi,
kesimpulan dari yang telah saya paparkan diatas bahwa setiap sesuatu pasti memiliki
manfaat. Bahkan untuk seremeh software bernama game ini.
Dari game,
kalangan remaja dapat mengimprovisasi skill bahasa Inggris mereka baik dari
segi kosakata maupun grammar dan mempermudah mereka dalam berinteraksi dengan
gamer negara lain yang pastinya menggunakan bahasa Inggris.
Namun, kalangan
remaja juga harus membatasi waktu dalam bermain game agar tidak terjadi
kecanduan serta hal-hal negatif yang diakibatkan oleh game.