Ta’aruf dengan Si Rajab
![]() |
Sumber: Freebiespic (Pixabay.com) |
Penulis: Qurrota A’yun (Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Leviathan)
Suasana iklan marjan akan segera muncul mengahantui periklanan TV
nasional. Sambil melirik kalender dinding sumbangan Pak RT yang dishodaqohi
salah satu partai nasional yang akan berjuang di tahun 2024 nanti. Kalender dinding
itu menunjuk pada bulan rajab. Yang mana bulan rajab ini menjadi banyak perbincangan
yang belum bisa diluruskan. Banyak artikel-artikel atau pun podcast yang
menyebut keutamaan bulan rajab, tak lebih untuk amalan puasa di bulan rajab.
Sebelum kita mengenal jauh tentang bulan rajab terlebih kita ulas secara
historisnya. Ada beberapa peristiwa penting dibulan rajab yang berkenaan dengan
hidup Rasulullah. Pada bulan ini terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj yang
mana pada peristiwa ini Rasulullah mendapat perintah dalam menunaikan ibadah
sholat, pada bulan ini terjandinya juga perang tabuk. Sehingga dapat terlihat
dalam segi sejarah bahwa bulan ini memiliki makna yang sangat terkesan.
Bulan rajab juga merupakan salah satu bulan yang mulia, karena termasuk
dalam salah satu bulan-bulan haram. Seperti dalam firman Allah surat At Taubah
ayat 36 yang menyebutkan bahwa ”Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah
dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. itulah (Ketetapan) agama
yang lurus, maka janganlah kamu mendzolimi dirimu dalam bulan-bulan itu…”. Yang
mana dimaksud 12 bulan tersebut adalah bulan-bulan dalam tahun hijriyah diantaranya
ada 4 bulan yang termasuk bulan haram yaitu bulan dzulqo’dah, dzulhijjah,
mukharram dan bulan yang terpisah adalah bulan rajab.
Ulama bersepakat bahwa pada bulan rajab diajurkan untuk memperbanyak
amalan-amalan yang sholih seperti apa yang dimaksud pada penggalan surat At Taubah
ayat 36. Karena bulan rajab diantara salah satu bulan haram yang merupakan
bulan mulia. Setiap amalan bulan ini bila amalan kebaikan akan mendapat pahala
yang tidak seperti bulan biasanya namun juga sebaliknya amalan maksiat juga
terhitung dosa yang tidak seperti bulan-bulan
biasanya.
Namun Ulama’ juga telah mengkaji bahwa tidak adanya amalan-amalan yang
mengkhususkan ibadah pada bulan rajab karena tidak ada satu pun dalil yang
shahih. Begitu pula dengan hadits-hadits keutamaan bulan rajab tidak dapat
dijadikan sebagai hujjah karena hadis tersebut lemah.
Oleh karena itu kita tidak dapat megkhususkan puasa pada bulan rajab seperti puasa pada hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya terlebih pada tanggal 27 rajab. Boleh kita melaksanakan puasa dengan niat puasa seperti bulan bulan biasa yaitu puasa senin dan kamis, puasa daud (berpuasa sehari, berbuka sehari), puasa yaumul bid (puasa pada pertengahan bulan pada tanggal 13,14 dan 15) ataupun yang masih punya hutang mengqodho’ puasa bulan ramadhan yang lalu bisa dibayarkan sekalian.
Amalan kebaikan ini dianjurkan setiap bulannya hanya saja pada bulan haram termasuk
bulan rajab lebih dianjurkan karena
pahalanya lebih besar dibandingkan yang lainnya seperti layaknya bulan
ramadhan. Namun bila kita meyakini tentang keutaman yang mengkhususkan puasa di
bulan rajab kita bisa dianggap sebagai seorang yang bid’ah karena tidak ada
satupun dalil yang kuat tentang kekhususan bulan ini.
So… lebih bijak
dalam menambah wawasan agama dengan banyaknya mengkaji pendapat pendapat para
ulama’. Jangan taqlid dalam masalah ibadah karena dapat menjerumuskan
kita dalam hal yang bid’ah lebih cerdas dan teliti jika mencari refrensi
insyaallah semua dipermudah dalam urusan menjalankan ibadah karena Allah.