Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMM dalam Gerakan Agraria

Foto oleh Emmet, diunduh melalui pexels.com


Penulis: Hasril Ahmad Sarich, S.Hum (Ketua Bidang Hikmah IMM Al-Kindi)


Dalam judul tersebut, kita masih memikirkan, apa relevansi antara kader IMM dan agraria? Kata Mbah Google, agraria ini meliputi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya bahkan dalam batas-batas yang ditentukan, serta mengenai ruang angkasa. Jadi apa relevansinya? Toh, tidak semua kader IMM ini berasal dari jurusan agraria, atau tidak memiliki pengaruh di dalamnya. Sehingga apa fungsinya IMM dalam gerakan agraria?

Kita masih berpikir, organisasi pergerakan semaca IMM ini hanya berjibaku pada politik, kalau waktunya demo ya demo, apalagi kalau ada ulah pemerintah mengesahkan UU yang mengangdung kontrovesi. Dalam pikiran kita, kata aktivis hanya terbatas pada tukang demo yang membakar ban di jalan. Padahal aktivis lebih dari itu, kata Mbah Google, aktivis ialah yang memperjuangkan kepentingan masyarakat untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, tidak hanya sekedar demo, tapi bisa juga menanam pohon. Lo kok bisa? Sederhananya begini, andaikan kamu punya Sekretariat Korkom, tapi sekitar sekretariat itu tandus, kalau parkir sepeda tidak ada tempat dingin, sehingga terpaksa ditaruh di tempat panas, atau juga ingin kajian, harus bergantian dan antri di teras sekretariat.

Jika korkom ditanami pohon yang rindang, alhasil bisa dibuat parkir sepeda, atau sebagai tempat kajian. (Itu pun juga kalau komisariat gak males buat kajian, hehe). Contoh tadi tidak mungkin, karena kalian tidak punya kantor sekretariat? Oke saya buat yang mudah. Buang sampah pada tempatnya, itu cukup untuk menyelamatkan lingkungan, agar tidak kotor dan tidak menyakiti hati orang lain.

Mengapa kok sampai bisa menyakiti hati orang lain. Bayangkan kamu sudah cape-cape membersihkan halaman rumah, kemudian ada orang yang dengan mudah membuang sampah di depan rumah. Pasti sakit hati.

Gerakan mahasiswa yang katanya agen untuk perubahan, harusnya juga dilakukan untuk perubahan lingkungan, agar makna agen perubahan tidak hanya sekedar kata yang disematkan untuk mahasiswa. Perubahan itu pun tidak perlu besar-besaran dulu. Contoh kecilnya, membersihkan sekretariat organisasi (apabila punya), menanam pohon, melakukan kegiatan kerja bakti di area perumahan masyarakat yang dekat dengan sekretariat dan lain sebagianya.

Apabila nanti ada kader IMM yang mejadi pejabat pertanahan, barulah membuat perubahan dalam skala daerah maupun nasional yang menguntungkan masyarakat dengan tanda tangan yang tentunya berlaku.

Kita pasti sudah tahu bahwasanya penyebab kerusakan lingkungan secara umum dapat disematkan pada dua faktor, yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Letusan gunung berapi, banjir, bencana alam, tanah longsor, angin topan, gempa bumi, dan tsunami adalah beberapa contoh bencana alam. Bencana ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam. Padahal jika dicermati lebih jauh, bencana seperti banjir, erosi, kebakaran hutan Tanah longsor dapat terjadi karena campur tangan manusia juga.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah ulah manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia lebih besar daripada kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam. Hal ini mengingat damage yang diberikan bisa terjadi terus-menerus dan cenderung meningkat.

Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh ulah manusia yang tidak ramah lingkungan seperti kerusakan hutan lindung, pertambangan illegal, polusi udara, sampah di sungai dan lain sebagainya. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup memiliki peranan penting dalam mengelola lingkungan hidup, apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup maka akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. 

Kelestarian alam merupakan salah satu warisan yang akan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Oleh karena itu, kepedulian terhadap lingkungan harus ditanamkan kepada anak-anak dari sejak dini. Apapun perilaku menjaga lingkungan dapat berdampak baik terhadap keberlangsungan bumi.

Quraish Shibab mengibaratkan tanah Indonesia, laksana sekeping tanah surga, yang dihamparkan di persada nusantara, sawah, lembah, sungai, gunung-gunung dan lautan. Semuanya anugerah Allah yang diberikan kepada negeri tercinta.

Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf ayat 56, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Allah menciptakan manusia di bumi ini telah diberi kedudukan yang paling mulia yaitu sebagai khalifah, dan di bumi yang telah disediakan segala macam kebutuhan untuk dapat dikelola dan dijaga sebaik-baiknya. Adapun kewajiban manusia terhadap lingkungan hidup itu seperti mengelola alam untuk kemaslahatan, menjaga kelestarian alam, mensyukuri segala sesuatu yang ada di alam ini, serta tidak berbuat semena-mena terhadap alam.

Firman Allah itu cukup untuk dijadikan landasan bagi kaum muslimin, tak terkecuali kader IMM untuk menjaga lingkungan di sekitarnya. Gerakan perubahan dalam lingkup merawat lingkungan cukup penting untuk dikaji oleh mahasiswa. Karena bagi saya, kajian lingkungan ini lebih mudah untuk dipraktekan daripada kajian ideologi.

Mengapa? Karena kajian ideologi pasti banyak pro dan kontra, apalagi itu adalah gagasan otak manusia, dimana otak manusia itu berbeda-beda dalam memahami ideologi. Apalagi dalam prakteknya. Tapi kalau kajian lingkungan cukup sederhana, yaitu dengan menampilkan data lingkungan serta pengamatan, buat agenda lingkungan, buat proposal, kemudian sebar pada AUD, dapat uang, maka jadilah kegiatan yang melahirkan gerakan perubahan yang mengajak kader baru IMM untuk merawat lingkungan.

Sehingga tidak hanya pengkaderan formal seperti Masta ataupun DAD yang nantinya dijejal oleh materi keislaman, kemuhamadiyahan, dan lainnya. Namun materi itu juga bisa dipraktekan dalam gerakan merawat lingkungan. Sehingga nanti kader tidak bisa gabut dalam orientasi di wadah gerakan IMM ini.

Penutup dalam esai ini, dalam mengadakan perubahan terutama perubahan lingkungan, ini tidak harus dengan gerakan yang besar. Cukup dengan kegiatan kecil, yang dilakukan dengan cukup istiqomah dan keikhlasan, maka lambat laun gerakan ini akan mempengaruhi organisasi maupun pemuda lainya dalam melakukan perubahan lingkungan.

Kita pasti tidak asing dengan Pandawara Group yang viral di beberapa platform media sosial. Lantas apa yang mereka lakukan sehingga bisa terkenal? Mereka hanya membersihkan sungai. Iya benar, hanya membersihkan sungai yang tercemar dengan sampah manusia. Padahal hanya beranggotakan lima orang, tapi bisa terkenal di media sosial.

Awalnya gerakan ini cukup sederhana bukan? Tapi bisa mempengaruhi pemuda lain untuk melakukan hal yang serupa. Bahkan mengundang creator lain untuk menyumbangkan dana sosial kepada mereka, dan menjadikan mereka dinobatkan sebagai TikTok Local Heros dalam Year on TikTok 2022.

Mereka saja bisa melakukan gebrakan aksi sebagai aktivis lingkungan yang awalnya memakai dana pribadi mereka. Apalagi IMM, jika ingin mengadakan kegiatan lingkungan semacam ini bisa melayangkan surat kepada AUM maupun yang lain. Maka dari itu, relevansi antara kader IMM dengan agraria ini sudah cukup jelas, sebagai gerakan pembawa perubahan untuk menjaga agraria ini menjadi lebih baik.

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA