Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hilang Ingatan di Lautan Dasar Ikatan

 


Foto oleh Francescoch, diunduh melalui istock.com 


Penulis: Zaki Az Zahwa Nuryahya (Sekretaris Bidang Kader IMM Leviathan)


Dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terdapat beberapa problem, salah satunya kader ataupun jajaran yang belum paham akan dasar IMM. Pada akhirnya pemikiran dalam otak penulis timbul rasa ingin membenahi atau memperbaiki, karena setiap organisasi akan mengalami hal seperti ini. 

Kader atau jajaran yang lupa ingatan akan landasan dasar seakan-akan menjadi budaya yang berkembang. Jika ditanya apa landasan dasar IMM? Apa ideolgi IMM? Hampir keseluruhan kader atau jajaran akan menjawab tidak tau. Seperti penyakit amnesia sementara tetapi setiap tahunnya ada. Jadi sebenarnya penyakit ini sementara apa selamanya? Jawabanya bukan sementara atau selamanya tetapi pasti ada. Sebenarnya permasalahan inilah yang menjadi tugas kita untuk mengembalikan ingatan akan sebuah dasar IMM. 

Permasalahan tersebut muncul dalam Komisariat Leviathan sekarang. Kondisi komisariat ini perlahan memasuki fase keterbelakangan atau kemunduruan. Masuknya fase kemunduran ini berawal dari para jajaran Leviatahan yang kurang paham akan dasar landasan dan ideologi ikatan. hal tersebut karena adanya rasa menyepelekan atau menafikan. Tidak menutup kemungkinan penulis juga pernah berpikiran seperti ini. Pemikiran mengapa belajar ideologi? Untuk apa kita belajar tentang IMM lagi? Kalau materi hanya tentang itu-itu saja. Pemikiran ini perlahan akan meruntuhkan Komisariat Leviathan. 

Setelah pemikiran menyepelekan, timbul rasa malas atau kurang semangat dalam organisasi yang tidak dapat ditolak lagi, karena tidak ada minat literasi atau sadar diri untuk merubah pola pikir dan membenahi. Sangat disayangkan jika para jajaran memiliki rasa malas dan kurang literasi terkait landasan ini. Bagaimana jajaran dapat melakukan kaderisasi jika tidak lagi bersemangat di organisasi, yang ada jajaran atau kader akan hilang dengan sendiri. Ayolah ubah pola pikir ini, mau sampai kapan Komisariat Leviathan akan terus begini. 

Penulis meyakini kurangnya kajian tentang ke-IMM-an adalah salah satu pemicu kemunduran ini, sehingga teman-teman seangkatan dalam Komisariat Leviathan belum sepenuhnya paham, dihantui rasa takut akan kurang maksimal dalam pemberdayaan kader, karena belum adanya kesiapan dan upgrading berkelanjutan. Sampai saat ini jajaran belum menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Hal seperti inilah penulis mengalami kenestapaan dalam Komisariat Leviatahan. Mungkin hanya beberapa jajaran leviatahan yang tau tentang dasar ke-IMM-an sedangkan yang lain kebanyakan menghilang. Ada yang paham tapi enggan menyebarluaskan. Seharusnya mereka yang paham memiliki kesadaran diri lebih tinggi akan permasalahan ini. Jika dibiarkan akan menjadi benalu dan komisariat yang menanggung malu. 

Dampak yang timbulkan dari masalah ini adalah ke kader 22, mereka lebih tidak paham lagi tentang IMM. Kader mulai malas belajar ke-IMM-an karena dari jajarannya saja belum secara optimal memberikan banyak wawasan. Kajian ke-IMM-an pun dianggap tidak bermanfaat dan membuang waktu sia-sia. Penulis saja telah kehabisan kata untuk membantu komisariat ini. Lelah, capek, jenuh, melihat Komisariat Leviathan yang tidak ada kemajuan dan perkembangan. 

Yang harus dilakukan untuk saat ini adalah membenahi masalah satu per-satu. Penulis berpendapat bahwa dalam sistem perkaderan seharusnya yang diutamakan adalah pendekatan. Jika pendekatan serasa sudah lebih mendalam baru bisa diarahkan ke kajian keilmuan tentang ke-IMM-an, dengan ini juga diperlukannya timeline dalam sistem perkaderan yang bertujuan untuk mempermudah pelaksanaannya dan tertata secara sitematis. 

Prinsip hidup penulis adalah “Al ilmu bila amalin kasyajari bila tsamarin” yang artinya ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah. Menurut penulis kalimat tersebut sangat relevan jika ditanamkan di pemikiran teman-teman jajaran Komisariat Leviathan untuk membentuk sistem perkaderan. Terkait kesadaran akan mencul secara perlahan dengan melalui pendekatan yang mendalam. Pelan-pelan menyelipkan ideologi IMM ke pemikiran kader maupun teman-teman jajaran. Sehingga dalam pemberdayaan kader atau jajaran terkait nilai dasar untuk menciptakan kader IMM akan terasa mudah, dan kajian tidak dianggap hal yang sia-sia.


Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA