Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fase Hidup Terberat di Usia 20-an?



Karya wikkelwilliam. Diambil dari istockphoto.com

Penulis: Mila Marthasari (Bendahara Umum IMM Ibnu Rusyd) 

Transisi dari remaja menuju tahap dewasa selalu dipenuhi dengan drama kehidupan yang datang silih berganti. Kebanyakan seseorang yang sedang berada di fase kehidupan tersebut merasa berat dan hidupnya di penuhi dengan berbagai macam cobaan dan permasalahan. Fase dewasa merupakan fase dimana seseorang dituntut untuk lebih keras lagi dalam berfikir, untuk lebih peka lagi dengan sekitarnya, dan untuk lebih tidak memikirkan lagi hal-hal yang seharunya tidak perlu untuk dipikirkan. Semua orang pasti akan mengalami fase ini. Dan semua orang kebanyakan juga mengeluhkan mengapa usia 20 an ini menjadi fase terberat dalam hidup?.

Di usia  20 an kita akan menghadapi berbagai macam tekanan hidup yang membuat kita tidak bisa tenang karena terus memikirkannya. Mau mandiri tapi belum punya penghasilan, mau bangun relationship tapi belum punya pasangan, mau membangun karir tapi juga tak kunjung dapat pekerjaan dan masih banyak lagi tekanan yang akan dihadapi. Tidak jarang juga tekanan tersebut berasal dari dalam keluarga atau diri kita sendiri. Kebanyakan orang akan dituntut untuk menjadi mandiri dan dewasa ketika sudah memasuki usia 20. Ada seseorang yang ditekan keluarganya untuk sudah bisa sukses ketika usia 25 tahun, ada juga seseorang yang ditekan untuk segera memiliki pasangan minimal usia 23 tahun bagi wanita dna maksimal usia 25 tahun bagi pria.

Di sisi lain juga terdapat ekspektasi keluarga yang akan menjadi beban bagi kita. Semisal anaknya menjadi mahasiswa lalu kedua orang tuanya memiliki ekspektasi bahwa nantinya anak tersebut mampu untuk bekerja di perusahaan dan mampu untuk membeli ini dan itu dengan mudah. Padahal kenyataannya, mencari dan mendapatkan pekerjaan tidak melihat dari setinggi apa gelar dan pendidikannya melainkan juga melihat pengalaman dan skillnya. Dna yang paling penting adalah mau orang tua berekspektasi setingga apapun, mau kita berekspektasi sebesar apapun, kalo Tuhan tidak meridhoi maka ya, semua tidak akan terjadi.

Menurut seorang psikolog yang bernama Jeffry Arnett mendefinisikan bahwa periode hidup usia 20 an merupakan “Emerging Adulthood” yang artinya masa transisi yang terjadi di usia 18-29 tahun. Orang yang berada di usia tersebut tidak bisa dikatan remaja juga tidak bisa dikatakan dewasa. Karena masih banyak yang usia 25 tapi masih hidup dengan bergantung pada orang tuanya, ada yang di usia 18 tetapi dia sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Lalu mengapa usia 20 an itu berat sekali? Di usia 20 an merupakan usia yang penuh dengan kebebasan. Disisi lain kita bisa survive  bebas apa yang kita mau, tapi disisi lain kita juga akan sering merasakan overthingking, tidak percaya diri dan tingkat stress lebih tinggi.

Bagaiman cara kita mengahadapi masalah di usia 20-an?

1. Kita harus belajar investasi hal-hal baik dalam hidup. Cari sebanyak mungkin ilmu dan pengalaman yang akan mendukung hidup kita menjadi baik. Investasi bisa berupa ilmu atau kesehatan dan juga kecantikan (investasi wajah dan perawatan lainnya).

2. Perbaiki hubungan relationship minimal dengan keluarga atau teman. Jika kita memliki hubungan Good Relationship maka kita akan merasa menjalani kehidupan ini tidak sendiri. Kita bisa melibatkan mereka dalam setiap proses kehidupan kita.

3. Perbaiki gaya hidup. Maksudnya disini adalah, sesuaikan gaya hidup dengan pemasukan yang kita punya. Jika memang kita masih meminta orang tua, maka sebisa mungkin beli lah sesuatu yang ada manfaatnya dan memang kita butuhkan bukan hanya mementingkan keinginan saja. Dan jika sudah ada pemasukan income  yang pasif, aturlah dengan sebaik mungkin pengeluaran keuangan.

4. Pelajari sikap bodoh amat. Sikap bodoh amat bukan berarti kita tidak peduli terhadap sekitar kita. Melainkan sikap bodoh amat ini adalah sikap dimana kita tidak lagi memperdulikan orang yang tidak suka dengan kita, selalu menjudge kita tidak baik, dan segalaa sesuatu yang seharusnya kita gaperlu untuk pedulikan. Dari situ maka kehidupan kita akan sedikit lebih tenang, karena tidak ada rasa kecemasan yang berlebihan. Dari sini juga kita akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.

5. Mendekatkan diri dengan Tuhan. Ini merupakan suatu rangkaian yang sangat penting. Selalu libatkan Tuhan dalam setiap proses apapun. Jika kalian mulai merasa penuh dnegan ujian dan cobaan, yakinlah bahwa semua ini datangnya dari Tuhan dan semua ini pasti akan ada jalan keluarnya. Yakin jika Tuhan memberikan masalah kepada kita sesuai dengan kemampuan diri kita.

Jadi permasalahan di usia 20-an harus bisa dihadapi dengan tenang dan kepala dingin. Tidak semua permasalahan harus kita selesaikan saat ini juga dan tidak semua permasalahan harus kita hadapi sendiri. Ingat titik atau garis finish kesuksesan orang itu berbeda-beda ada yang cepat ada pula yang lambat. Namun semua itu tidak perlu dipermasalahkan, yang penting kita mau untuk terus berproses dan bergerak maju. Usaha dan berdo’a itu kuncinya. Do’a tanpa usaha itu mustahil dan usaha tanpa do’a itu sombong.

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA