Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sosok Luqman (Bagian 2)

Foto oleh Konevi, diunduh melaui pexels.com

Penulis: Abdul Halim Hasan (Kader IMM Al-Kindi)

 

Meneladani sosok Luqman juga dapat dilihat pada Q.S. Luqman ayat 16 hingga ayat 19. Pada ayat tersebut masih sepetar nasihat Luqman yang diberikan kepada ankanya, namun yang menjelaskan adalah tentang dunia yang penuh akan perhitungan dan pentingnya nilai ibadah pada diri seorang muslim. Allah berfirman di dalam Q.S. Luqman ayat 16-17:

يَٰبُنَيَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٖ فَتَكُن فِي صَخۡرَةٍ أَوۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَأۡتِ بِهَا ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٞ ١٦ يَٰبُنَيَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ ١٧

Artinya: 16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. 17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Makna ayat 16 ini tentang nasehat Luqman kepada anaknya. Luqman berpesan kepada anaknya agar beramal dengan baik karena apa yang dilakukan manusia, dari yang besar sampai yang sekecil-kecilnya, yang terlihat dan yang tersembunyi, baik di langit maupun di bumi, pasti diketahui Allah. Oleh karena itu, Allah pasti akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan manusia itu. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga, sedang perbuatan jahat dan dosa akan dibalas dengan neraka. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu dan tidak ada yang luput sedikit pun dari pengetahuan-Nya.

Di ayat ke 17, Luqman sekali lagi meningatkan anaknya untuk selalu mendirikan sholat dengan sebaik-baiknya, sehingga mendapatkan ridha Allah. Jika sholat yang dikerjakan itu diridai Allah, perbuatan keji dan perbuatan mungkar dapat dicegah, jiwa menjadi bersih, tidak ada kekhawatiran terhadap diri orang itu, dan mereka tidak akan bersedih hati jika ditimpa cobaan, dan merasa dirinya semakin dekat dengan Tuhannya.

Luqman juga berpesan kepada anaknya untuk berusaha mengajak manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan baik yang diridai Allah, berusaha membersihkan jiwa dan mencapai ke-beruntungan, serta mencegah mereka agar tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa. Lalu nasehat terakhir pada ayat ini adalah selalu bersabar dan tabah terhadap segala macam cobaan yang menimpa, akibat dari mengajak manusia berbuat baik dan meninggalkan perbuatan yang mungkar, baik cobaan itu dalam bentuk kesenangan dan kemegahan, maupun dalam bentuk ke-sengsaraan dan penderitaan. Allah juga berfirman di dalam Q.S. Luqman ayat 18-19:

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨ وَٱقۡصِدۡ فِي مَشۡيِكَ وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ ١٩

Artinya: 18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. 19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai

Ayat di atas menerangkan lanjutan wasiat Luqman kepada anaknya, yaitu agar anaknya berbudi pekerti yang baik, dengan cara jangan sekali-kali bersifat angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Tanda-tanda seseorang yang bersifat angkuh dan sombong itu apanila berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau memperlihatkan sikap ramah. Berjalan dengan sikap angkuh, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat.

Hendaklah berjalan secara wajar, tidak dibuat-buat dan kelihatan angkuh atau sombong, dan lemah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya merasa senang dan tenteram hatinya. Berbicara dengan sikap keras, angkuh, dan sombong dilarang Allah karena gaya bicara yang semacam itu tidak enak didengar, menyakitkan hati dan telinga.

Dalam suatu kisah yang lain, Luqman berkata, "Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agamamu dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup ditengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing."

"Mari kita buktikan!" Kata Luqman sambil menarik tali kekang keledainya. Awalnya, Luqman menaiki keledai, sedangkan anaknya disuruhnya untuk berjalan sambil memegang tali keledai. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang melihat mereka berkomentar, "Anak kecil itu menuntun keledai, sedang orang tuanya duduk nyaman di atas keledai. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, anak kecil dibiarkannya berjalan kaki sementara dia menunggangi keledai." Mendengar komentar orang-orang disepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, "Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!"

Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang, "Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtuanya dibiarkan berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai." Mendengar komentar orang-orang di jalan, Luqman pun kembali berpesan kepada anaknya, "Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan."

Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung keledai. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk di atas punggug keledai yang terlihat kecil dan kurus tersebut. Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan.

"Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali keledai tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua." Mendengar komentar orang-orang di jalanan, kembali Luqman meminita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut. "Dengar dan perhatikan dengan seksama, apa yang mereka katakan anakku!" Kata Luqman lembut kepada anaknya.

Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung keledai, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun keledainya. Ditengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan banyak orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya.

"Sungguh bodoh bapak dan anak itu! Sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa keledainya tidak dinaikki saja biar perjalanannya tidak melelahkan? Atau setidaknya si anakkah yang dinaikkan, biar bapaknya yang menuntun keledainya." Luqman berujar kepada anaknya, "Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua perkataan mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal? Di mata mereka, tidak ada satupun tindakan kita yang benar. Semua salah!"

Kesimpulan dari kisah ini adalah dalam hidup ini kita harus punya prinsip, pendirian yang kuat dan harus tegas. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagimu dan agamamu, jangan terlalu ambil pusing dengan perkataan orang lain.
 

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA