Perihal FPI dan Ideologi
Foto oleh Abhilash Sahoo, diunduh melalui pexels.com |
Penulis: Farel
Rivano Rahanmitu (Anggota Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM KUF)
Seringkali kita
dengar bahwa FPI adalah suatu organisasi Islam yang terkenal sangat keras
dengan ideologi yang mereka punya, yang mana ideologi mereka ini mencantumkan kata
“khilafah” di AD/ART mereka.
Tapi kenapa mereka
dicap organisasi Islam yang keras oleh banyak orang? Apakah hanya karena
ideologi mereka yang memuat kata khilafah? Sebelum kita membahas tentang kenapa
banyak orang yang mengatakan FPI adalah organisasi Islam yang sangat keras,
mari kita bahas perihal khilafah.
Khilafah adalah
sebuah konsep gerakan keagamaan yang sering dipahami sebagai konsep tentang
kenegaraan yang berdasarkan syariat Islam seperti Alquran dan Sunnah dan
pemimpinnya disebut
khalifah.
Pemahaman tersebut
bisa saja kita samakan dengan ideologi kekhalifahan Islam pada zaman-zaman khilafah
terdahulu.
Lalu kenapa mereka
bisa dikatakan organisasi Islam yang keras? Salah satu alasannya adalah karena
negara kita bukanlah negara Islam dan di dalamnya masih banyak orang-orang non
muslim.
Walaupun negara
kita mayoritas agama Islam, apakah adil jika kita membuat negara ini dengan
syariat Islam? Mari kita berpikir bersama jika negara kita dibuat menjadi
negara dengan ideologi khilafah, apakah semua yang mereka lakukan harus sesuai
dengan syariat Islam?
Jika mereka
melanggar syariat Islam, sedang di dalam agamanya diperbolehkan, apakah harus
dihukum? Ini adalah sebuah contoh kecil jika kita mendirikan sistem ideologi khilafah.
“Yang saya ingat
itu kan ada UU keormasan (menyebutkan) sebuah ormas tidak boleh beroprasi tanpa
memenuhi syarat menyatakan setia kepada ideologi Pancasila dan sebagainya. Nah,
misalnya di AD/ART itu tidak tercantum istilah itu, yang ada mendirikan istilah
khilafah,” Kata pak Mahfud MD dalam wawancara
khusus yang disiarkan melalui YouTube Berita Satu.
Karena
mencantumkan ideologi khilafah di dalam AD/ART-nya, akhirnnya pemerintah pun meminta
FPI untuk memperbaiki agar FPI mendapatkan surat izin ormas.
Terlepas dari
semua itu, perlu kita kritisi apakah Ideologi FPI ini cocok dengan kita yang
saat ini? Sebagai mahasiswa kita harus memiliki pandangan luas tentang ideologi
agar kita tidak salah kaprah terhadapnya.
Ideologi yang
dibawa oleh FPI ini bisa jadi membawa kita menjadi sebuah negara yang mungkin
bebas dari korupsi dikarenakan hukum Islam yang sangat tegas kepada pencuri
misalnya.
Atau kah kita
lebih memilih menjadi negara yang tidak terlalu memikirkan agama seperti China?
Bisa kita lihat negara tersebut mayoritas
orang-orang yang tidak beragama.
Namun mereka bisa
menjadi sebuah negara yang maju dikarenakan mereka menganggap bahwa agama tidak
terlalu penting sehingga mereka bisa fokus membangun negara.
Meski demikian, dalam
sebuah esai tidak bertepi ini, perlu kita pertanyakan, apakah dengan seperti
itu kita bisa menjamin kita menjadi sebuah negara yang maju?
Dengan
mayoritasnya Islam di Indonesia, bisa jadi dengan ideologi khilafah ini menjadi
sebuah hal yang bagus. Tapi akan menjadi hal yang fatal bagi penduduk yang
bernotabe non muslim. Apakah kita harus mengIslamisasi orang-orang di negara
ini?
Sementara itu
Allah berfirman pada Q.S. Al-Baqarah ayat 286 bahwasanya tidak ada paksaan
dalam beragama. Walaupun memang dengan mereka yang non muslim masih bisa bagian
dari negara.
Setelah kita
memahami ideologi yang dibawah oleh FPI ini bisakah kita sebut bahwa FPI
mewakili banyak suara umat Islam di Indonesia? Tentu tidak. Dikarenakan karakteristik
mereka yang terkenal cenderung mengarah ke radikal.
Radikal, jika
mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah amat keras dalam
menuntut perubahan undang-undang. Walaupun tidak semua yang “radikal”
berkonotasi buruk, namun banyak sekali masyarakat tidak berpihak pada FPI.
Hal kontroversial
yang pernah mereka gerakan lewat ideologi adalah mereka ingin Indonesia menjadi
negara yang menerapkan sayariat dan hukum Islam dengan ketat.
Lantas apakah
perilaku yang dilakukan FPI ini sudah benar meurut Islam? Atau mereka melakukan
hal yang sebaliknya? Menarik bagi kita mahasiswa untuk mengkaji lebih dalam hal
ini.