Aksi Bela Palestina di Kota Pahlawan
Foto diambil melalui Instagram: @ghinaruqayatul_ |
Surabaya (12/11/2023), di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya terjadi gejolak aksi bela Palestina. Aksi ini hadir karena dipicu oleh serangan
sporadis Israel yang membombardir Palestina pada waktu dekat-dekat ini. Dalam aksi ini bukan hanya menuntut pembebasan Palestina, tetapi juga menuntut agar masyarakat Indonesia memboikot produk-produk yang
mendukung Israel.
Seruan-seruan perlawanan dan boikot tersebut dipantik oleh para orator yang berada di panggung. Massa juga bersemangat mengikuti aksi ini, ditandai dengan teriakan gemuruh takbir, dan teriakan penyemangat lainnya. "Aksi ini diikuti oleh ratusan ribu massa" ujar salah satu orator.
Nyatanya aksi bela Palestina ini bukan hanya momentum pengerahan massa semata, melainkan menjadi momentum persatuan dan kesatuan bangsa melawan segala bentuk penjajahan diatas dunia.
Massa terhimpun bukan hanya dari warga lokal saja, warga luar kota, bahkan luar negeri juga turut hadir dalam aksi ini. Rasa solidaritas dan kekeluargaan tertanam di benak massa aksi yang ditandai dengan adanya bagi-bagi konsumsi gratis dan stiker bergambar bendera Palestina.
Aksi
ini bahkan menjadi sebuah keuntungan besar bagi pedagang-pedagang sekitar, seperti
pedagang makanan, minuman dan pedagang aksesoris Palestina yang laris manis
dibeli oleh massa.
Aksi yang diinisiatori oleh bidang Lembaga Hukum dan
Kebijakan Publik Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya (LHKP PDM Surabaya) berjalan
cukup damai dan sukses. Aksi yang dimulai dari pukul 06.00 sampai 10.30 WIB ini menggandeng sejumlah organisasi otonom Muhammadiyah, organisasi masyarakat,
organisasi kepemudaan, organisasi buruh, organisasi mahasiswa, hingga supporter Persebaya yaitu Bonek.
IKABAYA IMM cabang kota Surabaya yang secara
sukarela menjadi tim kesehatan massa juga terlihat responsif, mulai dari pra aksi sampai pasca
aksi. Tak cuma itu saja, pasca aksi sejumlah elemen massa saling membantu
membersihkan sampah-sampah yang tertinggal di lokasi. Tentunya dari hal itu, aksi
yang diadakan di Kota Pahlawan ini bukan hanya menjadi cerminan tetapi juga bisa
dijadikan sebuah tuntunan.
Aksi bela Palestina ini bisa dijadikan sebagai
refleksi umat manusia, betapa masifnya tindakan kesewanang-wenangan dan
genosida yang dilakukan manusia terhadap manusia lainnya. Sampai kapan tindakan tersebut
terus terjadi? kapankah kerakusan manusia dapat terhenti? Sampai kapan
sifat saling bunuh-membunuh dapat dihilangkan?. Dengan adanya aksi ini, diharapkan dapat membuka cakrawala moral manusia yang masih kerap menindas kaum-kaum lemah. Untuk melawan semua itu, upaya terkecil bisa dimulai dari diri sendiri.