Boleh Lelah, Asal Jangan Lemah
![]() |
Foto oleh Pedro Figueras, diunduh melalui Pexels.com |
Penulis:
Nadiyah Lailatul Hidayah (Anggota Bidang Kader PK IMM Al-Farabi)
Apakah
anda lelah? Hal apa yang membuat anda lelah? Lantas apa yang anda lakukan jika
anda merasa lelah? Lelah fisik atau lelah mental yang sebenarnya anda alami ?
Kementerian
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPPA) menyebutkan bahwa jumlah
kasus bunuh diri anak per Januari hingga Oktober 2023 mencapai 20 kasus.
Kasus-kasus tersebut terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dengan berbagai
penyebab, diantaranya depresi, dugaan perundungan, dan penyebab lainya.
Belakangan ini juga banyak kita temui
kasus mahasiswa bunuh diri, umumya disebabkan karena masalah pribadi yang cukup
berat, tugas akhir perkuliahan, dan lain sebagainya.
Setiap
permasalahan ada orang yang memilih bertahan dengan kelelahannya dan ada orang yang tidak sanggup menghadapi
kelelahannya. Kelelahan fisik berbeda dengan kelelahan psikis atau mental,
kelelahan psikis atau mental berlawanan dengan kelelahan fisik. Ketika seseorang memikirkan masalahnya yang
tak kunjung selesai, sehingga hari-harinya dipenuhi dengan beban berat yang harus
ditanggungnya, hingga membuat ia tidak berdaya, bisa jadi ia mengalami kelelahan psikis.
Mental
adalah suatu kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari
dirinya, menyadari potensi dirinya, memiliki kemampuan fisik untuk mengatasi
berbagai masalah, hidup normal dalam berbagai situasi kehidupan, produktif dan
menghasilkan serta memberikan kontribusi pada pihak lain. Kemudian istilah Mental Exhausted merupakan kelelahan
psikologis itu sendiri atau mental yang sakit akibat tekanan dari situasi atau
keadaan yang menyebabkan seorang menjadi depresi, stress, dan lain-lain.
Menurut Bob S. Effendi, dalama kolom kompasiana, kelelahan mental (Fatigue) terkadang dialami bersama-sama dengan
kelelahan fisik. Hal ini yang jika dibiarkan akan menurunkan fungsi kesehatan.
Jadi kelelahan psikologis hanya ekses dari mental yang sakit seperti stress
atau depresi.
Pada
dasarnya manusia kebingungan akan menentukan prinsip hidup. Sejatinya prinsip
hidup ada dua yaitu prinsip hidup yang berasal dari manusia dan dari Tuhan. Sebagai
contoh, prinsip hidup dari manusia adalah kerja, dunia dan uang, dan itu semua
hanyalah sebuah pengakuan kehidupan di dunia dan lama-kelamaan akan menciptakan
rasa lelah tersendiri. Sebab apa yang dari manusia penuh dengan kelemahan dan
suatu saat akan rusak binasa. Berbeda ketika berprinsip yang berasal dari Tuhan,
agama yang benar tidak akan merasa lelah karena segala sesuatu yang berasal
dari Tuhan itu pasti.
Sebagaimana
dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 139 yang berarti “Janganlan kamu bersikap
lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” Tafsir
as-Sa’di/Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H menjelaskan,
Allah berfirman untuk menyemangatkan hamba-hambanya yang beriman dan menguatkan
tekad mereka serta membangkitkan keinginan mereka.
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,” maksudnya janganlah
kalian bersedih hati ketika kalian tertimpa musibah dan diuji dengan ujian.
Karena kesedihan dalam hati dan kelemahan pada tubuh, justru akan menambah
musibah pada diri kalian dan akan menjadi faktor pembangkit kemenangan bagi musuh
kalian atas diri kalian, Akan tetapi, kuatkanlah hati kalian dan tegarkan, lalu
buanglah kesedihan darinya hingga kalian kuat dalam memerangi musuh kalian.
Allah telah menyebut bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk lemah dan bersedih padahal mereka itu paling tinggi kedudukannya dalam keimanan dan mereka mengharap pertolongan Allah dan pahalanya. Karena itu, orang mukmin yang mengharapkan sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah berupa balasan duniawi dan ukhrawi tidaklah patut baginya hal tersebut.