Aku Pamit
Gambar oleh David Kanigan, diunduh melalui pexels.com |
Penulis: Abdul Halim Hasan (Sekretaris Bidang Kader PK IMM Al-Kindi)
Bulan
suci Ramadan, yang selalu dirindukan oleh semua umat Islam, akan segera
berakhir. Orang-orang zaman dahulu, khususnya saat malam 10 terakhir Ramadan,
selalu memperlihatkan kasih sayang yang mendalam terhadap bulan Ramadan. Mereka akan sibuk dengan ibadah, amal, dan bertaubat sebelum kepergian bulan penuh rahmat
dan ampunan ini.
Sebagaimana yang disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir RA,
Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan kita, "Ketika datang akhir malam
bulan Ramadan, langit dan bumi, serta para malaikat menangis karena merupakan
musibah bagi umat Nabi Muhammad SAW." Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah,
musibah apakah itu?" Rasulullah menjawab, "Lenyaplah bulan Ramadan
karena sesungguhnya doa-doa di bulan Ramadan dikabulkan, sedekah diterima,
kebaikan dilipatgandakan, dan azab ditolak."
Dari hadis tersebut, kita dapat memahami betapa mulianya bulan Ramadan
sehingga kepergiannya selalu menimbulkan tangisan. Hal ini disebabkan oleh
ketidakpastian apakah Allah SWT akan memberikan kesempatan bertemu dengan
Ramadan berikutnya dan apakah umur kita akan mencapai tahun-tahun mendatang.
Oleh karena itu, mari manfaatkan sisa waktu yang tersisa ini dengan tetap
istiqamah dalam beribadah dan memohon ampunan kepada Allah SWT semata.
Setiap malam menjelang akhir bulan Ramadan, kita selalu diingatkan
tentang malam yang dianggap lebih baik dari seribu bulan. Malam tersebut
dikenal sebagai Lailatul Qadar, atau "malam kekuatan" atau
"malam ketetapan". Malam ini adalah salah satu malam istimewa di
penghujung bulan Ramadan.
Meskipun Lailatul Qadar terjadi antara tanggal 21 hingga 29 Ramadan,
namun tidak ada yang mengetahui dengan pasti tanggal pastinya. Dengan
ketidakpastian ini, umat Islam diharapkan terus memperbanyak ibadah dan
memperdalam hubungan spiritual mereka sepanjang bulan Ramadan, tanpa terpaku
pada satu tanggal tertentu.
Mendorong semangat untuk terus berusaha mengejar
Lailatul Qadar setiap malamnya adalah kunci untuk meningkatkan kualitas ibadah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun tanggal pasti malam
Lailatul Qadar tidak diketahui, namun meramaikan masjid serta memperbanyak
berdoa di malam-malam terakhir bulan Ramadan adalah kebiasaan yang sangat
dianjurkan bagi setiap muslim. Dalam Al-Qur'an ditegaskan betapa pentingnya
berbuat baik dan beribadah dalam mencari keberkahan serta ampunan Allah SWT:
إِنَّآ
أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ٣
Artinya: sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi (Lailatul Qadar) dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan (Q.S. Ad-Dukhan: 3)
Maka dari itu disini penulis akan sedikit memaparkan amalan untuk menyambut
malam Lailatul Qadar ini, simak baik baik!
Pertama, perbanyaklah membaca Al-Qur'an sejak awal Ramadan dan teruskan hingga
akhir bulan. Membaca Al-Qur'an adalah anjuran yang penting dalam agama kita,
oleh karena itu, perbanyaklah membaca kitab suci tersebut untuk mendapatkan
berkah di setiap harinya.
Kedua, lakukan dzikir dengan mengingat Allah SWT lebih sering. Ingatlah bahwa
bertemu dengan bulan Ramadan adalah suatu kenikmatan besar, maka dari itu,
ungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT dalam setiap nafas dengan mengingat
dan menyebut nama-Nya.
Ketiga, giatkanlah diri untuk beribadah dan melakukan itikaf di masjid. Itikaf
adalah kegiatan untuk tinggal di masjid dengan tujuan beribadah dan mencari
keberkahan, terutama pada malam-malam terakhir bulan Ramadan. Dengan melakukan
itikaf, seseorang dapat mendalami hubungan spiritualnya dengan Allah SWT.
Terakhir, semoga kita semua dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadan
tahun berikutnya. Semoga umur kita diberkahi agar dapat melaksanakan semua
ibadah di bulan Ramadan dengan baik, dan semoga kita semua dapat kembali suci
saat Hari Raya tiba. Meskipun mungkin kita kehabisan kata-kata untuk
diutarakan, jangan sampai kita kehabisan doa untuk dimohonkan kepada Allah SWT.