Dari Refleksi Aktivisme hingga Misi Diaspora, Begini Pesan Ketua FOKAL IMM UINSA
Foto ini diambil ketika agenda pelantikan Koordinator Komisariat dan Komisariat IMM UINSA berlangsung (03/11/2024) |
Penulis: Fariz Zakariya Fauzan (Kader PK IMM KUF)
Pelantikan IMM UINSA periode 2024-2025 yang berlangsung di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada Ahad, 3 November 2024 telah usai diselenggarakan. Tema yang diusung pada pelantikan tahun ini ialah, Swasembada Gerakan Ikatan: Ikhtiar Nalar Akademis menuju Perkaderan Terpadu.
Dalam agenda ini turut hadir Ketua FOKAL IMM UINSA, Amsikul Ma’arif, untuk memberikan sambutan. Menyinggung soal diaspora, pria yang akrab disapa Cak Amsikul itu menyampaikan sudut pandangnya terkait semangat aktivisme mahasiswa dewasa ini.
"Sejauh dari apa yang saya amati, gerakan-gerakan mahasiswa hari ini telah terkotak dan terkapling-kapling. Bahkan, seakan-akan kehilangan arah langkah," ujarnya.
Cak Amsikul mencoba membandingkan bagaimana dahulu gerakan mahasiswa pengaruhnya sangat diperhitungkan oleh pemerintah. Ia menilai bahwa hal tersebut dikarenakan adanya satu ide yang sama dan digerakkan secara sistematis dan masif, salah satunya yaitu Gulingkan Orde Baru.
Menurutnya, gerakan mahasiswa hari ini seakan-akan tersandera oleh berbagai kepentingan yang berbeda. Sehingga, gerakan-gerakan mahasiswa yang tercipta dewasa ini tidak dapat masif dan mudah dilemahkan oleh pihak yang berlawanan.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya diaspora yang dilakukan oleh IMM hari ini. Pemetaan diaspora kader-kader IMM hendaknya bermuara dari apa yang menjadi konsentrasi dan keahlian masing-masing kader.
Pemetaan ini bertujuan agar ketika kader diaspora IMM yang berhasil landing di sektor ruang publik dapat bertarung atau paling tidak dapat disandingkan dengan diaspora dari organisasi mahasiswa atau tokoh-tokoh publik yang lainnya.
Masih dalam satu napas, Cak Amsikul menggarisbawahi bahwa dalam berdiaspora, kader IMM jangan pernah meminta imbalan dalam bentuk apa pun, terlebih dalam aspek material. Namun, ia mewajibkan kader-kader untuk memberi apa yang dimiliki agar bermanfaat bagi lingkungannya.
Hal ini pun sejalan sebagaimana pesan Kiai Haji Ahmad Dahlan, yakni "Jadilah kau dokter, insinyur, polisi, pedagang, politikus, pejabat pemerintah, namun kembali kepada Muhammadiyah. Maka, di IMM jangan mengharapkan 'aku akan diberi apa?' tetapi harapkan 'aku akan memberi apa?' Ini adalah prinsip kader-kader Muhammadiyah yang harus dijalani," tegasnya.
Cak Amsikul juga menyeru agar diaspora IMM UINSA dapat tetap menjadi fokus pada periode ini, baik di internal kampus maupun eksternal kampus. Merumuskan sistem yang kuat adalah solusi untuk mewujudkan kaderisasi yang terpadu sesuai tema yang telah Immawan-Immawati jalankan.
"Jika sistem tidak kuat, maka upaya diaspora sebagai salah satu fokus kaderisasi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan," tegas Amsikul.
Terakhir, Cak Amsikul memberikan pesan kepada seluruh IMM UINSA yang baru dilantik agar selalu mengobarkan semangat dalam menjalankan amanah yang telah diemban, karena semua yang dilakukan pasti akan dipertanggungjawabkan, dan sejarah pasti akan menuntut bukti dari apa yang telah kita lakukan.
"Kobarkan semangatmu, niat telah diikrarkan, gerakkan kaki dan tanganmu, karena sejarah umat itu menuntut bukti," ujar Amsikul di penghujung sambutannya.
Editor: M. Tanwirul Huda