Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membedah Konsep Kader Ideal Persyarikatan: Mengisi Gerbong Pengabdian dan Diaspora

Dokumentasi Simposium (15/12/24)

Penulis: Aulia Salsabila (Anggota Bidang RPK PK IMM Al-Farabi)


Pada hari Ahad, 15 Desember 2024 PK IMM AL-FARABI melaksanakan pembukaan DAD F24, yang disambung dengan kegiatan Simposium Perkaderan dengan mengusung tema “Membedah Konsep Kader Ideal Persyarikatan: Mengisi Gerbong Pengabdian dan Diaspora”, yang bertempat di Pondok Pesantren Muhammadiyah Ain Syams, Tarik, Sidoarjo.

Acara DAD dimulai pukul 09.40 WIB yang dibuka oleh Kenneth Sulthon Alafi Al-Hallaj selaku perwakilan dari PC IMM kota Surabaya, kemudian di lanjut oleh kanda Fajar Muharram, S.Sos.,M.IP. dan Dr. Nyong Eka Teguh Imam Santosa, M.FiL.I, sebagai narasumber acara tersebut.

Nadiyah Lailatul Hidayah selaku ketua umum PK IMM Al-Farabi menyampaikan bahwa  tujuan diadakanya simposium ini adalah untuk membedah kader ideal dalam persyarikatan, dengan kedua narasumber yang sudah berkiprah di muhammadiyah dan berdiaspora maka itu sangat cocok sekali dengan tema yang diambil pada simposium perkaderan kali ini. yang dimana selain membahas kader ideal juga membahas tentang pengabdian dan diaspora.               

Kanda Fajar berkata“simposium diadakan dengan tujuan untuk menyusun pola output jabatan yang tepat bagi diaspora, serta membahas tantangan dan peluang yang ada”. Dalam diskusi ini, penekanan diberikan pada pentingnya kader untuk memiliki kuasa, yang memungkinkan mereka melakukan perubahan signifikan di dalam ranah yang mereka geluti.

Dengan kuasa yang dipegang, kader tidak hanya dapat memperbaiki kesalahan yang ada, tetapi juga mencegah kerusakan lebih lanjut. Peserta diajak memahami bahwa dengan kata-kata dan pengetahuan yang dimiliki, mereka dapat memberikan manfaat yang besar.

Kendati demikian, “penting untuk diingat bahwa jika tidak mampu melakukan semuanya, sebaiknya tidak menjadi beban bagi orang lain”, ujar kanda Nyong. Lebih lanjut, ditekankan pula bahwa "pelaut tangguh tidak pernah lahir dari laut yang tenang." Oleh karena itu, peserta dianjurkan untuk menghadapi tantangan (gelombang) dalam perjalanan mereka agar dapat menjadi pelaut yang kuat dan tangguh.

Catatan penting yang disampaikan adalah bahwa jika tidak mampu mengelola keduanya, sebaiknya peserta tidak menjadi beban. Masalah utama saat ini adalah kemalasan untuk membaca dan menyukai hal-hal praktis, sehingga banyak yang memilih menggunakan jalan pintas, seperti memanfaatkan jasa orang lain (joki). Diskusi berlanjut dengan pertanyaan mengenai langkah-langkah konkret yang perlu dilakukan oleh kader saat ini, agar mampu menjadi kontributor yang aktif, bukan hanya sekadar anggota.

Simposium ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat peserta untuk lebih aktif dan bertanggung jawab dalam peran mereka. Kader diharapkan bukan hanya sekadar anggota, tetapi juga bisa menjadi pendorong perubahan dalam komunitas yang lebih luas. Dengan demikian, simposium ini memberikan banyak insight dan strategi bagi para kader untuk memperkuat posisi mereka dan mengambil langkah nyata dalam membawa perubahan.

 

Editor: Restu Agung Santoso


Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA