Masyarakat Pesisir Adakan Doa Bersama Tolak Reklamasi Sebagai Ajang Silaturahmi dan Penguatan Tekad Bersama
![]() |
Gambar: Dokumentasi Doa Bersama Masyarakat Pesisir (13/02/25) |
Penulis: Dian Prahara Batubara (Kader PK IMM Leviathan)
IMM UINSA (14/02/25) - Kamis, 13 Februari 2025, masyarakat pesisir Kota Surabaya melaksanakan Doa Bersama Tolak Reklamasi. Acara tersebut berlangsung di Pertigaan Cumpat dari pukul 19.00 hingga 21.30 WIB dan dihadiri oleh kurang lebih 1.000 warga dari beberapa daerah yang terdampak oleh upaya reklamasi.
Hadid, Ketua Paswas Kelurahan Gedung Coek, mengungkapkan bahwa tujuan diadakannya doa bersama ini adalah untuk memohon keselamatan dan keberkahan dalam perjuangan merebut kembali pesisir. Mengingat perjuangan yang telah berlangsung lebih dari delapan bulan dengan tantangan yang semakin kompleks, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi agar masyarakat tetap solid dalam perjuangan mereka.
"Tujuan utama dari doa bersama ini adalah memohon keselamatan dan keberkahan dari Tuhan dalam perjuangan kami. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi agar masyarakat semakin solid, apalagi belakangan ini mulai terlihat beberapa oknum yang membelot dalam perjuangan ini," ujar Hadid.
Ia juga berharap dengan adanya doa bersama ini, beberapa pihak yang sempat terpecah dapat kembali bersatu dalam barisan masyarakat. Menurutnya, perpecahan harus dihilangkan, terutama jika hal tersebut hanya terjadi karena kepentingan pribadi.
"Harapan kami, mereka yang sempat terpecah dapat kembali ke barisan masyarakat untuk memperjuangkan pesisir. Jangan sampai kita terpecah belah oleh upaya oligarki yang ingin menguasai laut pesisir dengan cara memecah masyarakat," tambahnya.
Masyarakat juga berharap agar upaya reklamasi di pesisir Surabaya segera dicabut izinnya dan dikaji ulang, karena hal tersebut terus menjadi keresahan yang membayangi kehidupan mereka setiap hari. Mereka juga masih menantikan perhatian dari pemerintah untuk memberikan solusi dan menghentikan upaya reklamasi ini.
Selaras dengan pernyataan Hadid, Ustadz Alawi, seorang tokoh agama di wilayah pesisir, dalam tausiahnya juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh pengkondisian pihak-pihak tertentu.
"Kita jangan sampai dipecah belah oleh mereka yang berkepentingan. Jangan sampai kepentingan bersama ini bisa dibeli dengan nominal yang mereka tawarkan. Kita harus bersatu demi kepentingan bersama dalam menghadapi reklamasi ini," tegas Ustadz Alawi.
Ia juga berharap agar pemerintah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, jika pemerintah melihat bahwa indeks penghasilan nelayan menurun, seharusnya pemerintah hadir sebagai mitra kerja untuk memberikan dukungan berupa fasilitas bagi para nelayan, bukan justru merencanakan reklamasi yang dapat menghilangkan sumber penghidupan mereka.
"Seharusnya pemerintah atau mungkin teman-teman mahasiswa datang ke sini untuk memberikan inovasi baru terkait distribusi hasil laut yang lebih luas atau pengolahan hasil tangkapan dengan teknologi baru. Itulah yang dibutuhkan nelayan saat ini, bukan reklamasi. Jangan salah, itu juga merupakan bagian dari pembangunan di bidang sumber daya manusia," jelasnya.
Sebagai penutup, mereka menegaskan bahwa perjuangan mereka untuk menolak reklamasi akan terus berlanjut. Mereka menolak untuk menjual tanah dan laut mereka dengan harga berapa pun, karena bagi mereka, ini bukan sekadar tentang ekonomi, tetapi juga tentang masa depan anak cucu mereka.
Editor: M Tanwirul Huda