Sarasehan Al-Farabi Kaji Pemangkasan Anggaran Pendidikan
![]() |
Dokumentasi SABI PK IMM Al-Farabi (19/02/25) |
Penulis: Natasya Nur Fanita P. (Kader PK IMM Al-Farabi)
IMM UINSA (20/02/2025) – Komisariat Al-Farabi menggelar diskusi santai yang dihadiri oleh beberapa jajaran koordinator komisariat IMM UINSA, jajaran komisariat Al-Farabi, serta kader Al-Farabi. Acara yang berlangsung pada hari Rabu, 19 Februari 2025 ini bertempat di depan gedung SAC Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA). Dengan topik yang hangat dan relevan, diskusi kali ini menyoroti pemangkasan anggaran pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Diskusi ini menghadirkan pemateri Immawan Nizam Burhanuddin, selaku Sekretaris Bidang HPKP koorkom UINSA, sebelumnya ia juga dari jajaran komisariat Al-Farabi. Para peserta tampak antusias sekali dalam menyampaikan pendapat serta berbagi pandangan mengenai kebijakan ini dan dampaknya terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi mahasiswa.
Immawan Nizam menjelaskan bahwa pemangkasan anggaran pendidikan ini membahas tiga dasar utama. Pertama, adanya program makan siang gratis untuk siswa, kedua pemotongan beasiswa dan uang kuliah tunggal (UKT), ketiga kebijakan yang ditetapkan oleh bapak Abdul Mu’ti yang turut memengaruhi distribusi anggaran pendidikan di Indonesia.
"Berdasarkan data terbaru, pemerintah telah memangkas anggaran pendidikan sebesar Rp 8 Triliun dari ketentuan awal Rp 33,5 Triliun untuk kementerian pendidikan dasar dan menengah, sehingga menyisakan sekitar Rp 25,5 Triliun. Sementara itu, kementerian pendidikan tinggi, sains, dan teknologi mengalami pemangkasan sebesar Rp 14,3 Triliun dari total awal Rp 56,6 Triliun." Jelas Immawan Nizam.
Pemotongan ini berdampak pada berbagai program, termasuk tunjangan dosen, bantuan operasional kampus negeri dan swasta, serta proyek infrastruktur pendidikan. Beasiswa kartu Indonesia pintar kuliah (KIP-K) juga terkena dampak signifikan, dengan anggarannya berkurang drastis dari Rp 14 Triliun menjadi Rp 1 Triliun.
Ia juga menambahkan bahwa tema kajian ini sangat penting dan menarik untuk didiskusikan, terutama dalam ranah pendidikan yang sesuai dengan fokus komisariat Al-Farabi. Immawan Nizam menuturkan. "Saya berharap seluruh kader Al-Farabi lebih peka terhadap kondisi sosial di sekitar, terus mengawal isu ini agar sistem pendidikan di Indonesia tetap terjaga. Pentingnya tekun dalam belajar dan aktif dalam berorganisasi agar kelak dapat berbakti untuk pendidikan, Muhammadiyah dan bangsa."
Salah satu peserta diskusi, Rofiatul Afifah mengungkapkan bahwa acara ini membuka wawasannya mengenai isu-isu pendidikan yang sebelumnya kurang ia perhatikan. “Diskusi ini sangat menarik karena bisa membuka wawasan saya. Sebelumnya, saya kurang peduli terhadap hal seperti ini, tetapi setelah mengikuti kajian kemarin, saya jadi tahu bahwa ini adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan.” Jelasnya.
Lebih lanjut, Rofi menekankan bahwa topik ini sangat relevan bagi mahasiswa, mengingat mereka adalah bagian dari akademisi yang harus memiliki kepedulian tinggi terhadap dunia pendidikan. “Karena kita sebagai akademisi, sudah seharusnya peduli terhadap hal tersebut. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? Kita yang berkecimpung di dunia pendidikan harus memahami dampaknya.” Tuturnya.
Diskusi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah yang berpotensi memengaruhi kualitas dan akses pendidikan. Dengan adanya forum seperti ini, mahasiswa dapat lebih aktif dalam menyuarakan aspirasi serta berkontribusi dalam memperjuangkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.
Editor: Ratri Cahya Wulandari