Trans Jatim: Solusi Transportasi Murah dengan Segudang Keluh Kesah
![]() |
Gambar oleh Lubo Ivanko, diunduh melalui istockphoto.com |
IMM UINSA (02/03/2025) - Trans Jatim Moda transportasi umum milik Jawa Timur yang diluncurkan sejak tahun 2022 ini telah menarik perhatian banyak orang. Belum lagi dengan biaya terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Walaupun dengan perjalanan yang cukup jauh, penumpang hanya ditarik Rp 2.500 untuk pelajar atau mahasiswa dan Rp 5.000 untuk kalangan umum. Tak hanya itu, dengan jam operasional setiap hari yang dimulai pada pukul 05.00 hingga 21.00 WIB, layanan transportasi ini mampu memberikan fleksibilitas bagi para penumpang dalam mengatur perjalanan mereka. Bus dengan nama Trans Jatim itu telah membuka berbagai koridor di antaranya:
Koridor 1 (Sidoarjo-Surabaya-Gresik)
Koridor 2 (Mojokerto-Surabaya)
Koridor 3 (Mojokerto-Gresik)
Koridor 4 (Gresik-Lamongan)
Koridor 5 (Surabaya-Bangkalan)
Walaupun dengan berbagai rute yang ditawarkan, layanan transportasi ini menjadi pilihan banyak orang. Namun, bagaimana pengalaman para penumpang dalam penggunaannya?
Di tengah hiruk pikuk keramaian terminal Fitri (20), seorang mahasiswa asal Surabaya sekaligus penumpang yang pada saat itu melakukan perjalanan sore hari dari terminal Bungurasih ke Gresik, ia menyampaikan bahwa naik Trans Jatim itu enak, cepat, dan praktis dibandingkan dengan Suroboyo Bus, dan cocok banget untuk pelajar. “Naik Trans Jatim itu yaa, enak sih cepat apalagi bisa bayar pake uang cash beda banget dengan Suroboyo Bus yang harus pake QRIS, affordable lah gae pelajar,” ujar Fitri.
Namun, Trans Jatim masih memiliki kekurangan, salah satunya yakni ukuran bus yang kecil dan belum lagi dengan penumpang yang selalu berdesakan karena di tiap halte bus selalu menaikkan penumpang tanpa memperhatikan kapasitas. “Tapi kekurangannya, busnya kecil dan selalu menaikkan penumpang di tiap halte tanpa memperhatikan kenyamanan penumpang, sehingga terjadi desak-desakan,” lanjut Fitri.
Pada saat matahari mulai condong ke barat penumpang yang lain yakni Iyan (19), seorang mahasiswa asal Sidoarjo yang pada saat itu naik Trans Jatim untuk perjalanan pulang ke rumah karena ada kendala dengan motor yang biasa ia gunakan ketika ke kampus juga turut memberikan tanggapan.
Bahwa, bus ini sangat murah dan menarik apalagi dengan fasilitas yang nyaman membuat penumpang semakin betah, “Walaupun dengan biaya terjangkau bus ini mampu memberikan fasilitas AC bagi para penumpang.”
Namun, singkat cerita ia juga mengeluhkan kekurangan dari Trans Jatim, bahwa pada saat perjalanan pulang dari kampus di sore hari dari terminal Bungurasih menuju ke Porong dia hampir saja berdiri selama perjalanan.
“Karena aku naiknya waktu jam pulang kerja, keadaan bus lagi penuh dan hampir saja aku berdiri selama perjalanan, tapi akhirnya ada orang baik yang memberiku tempat duduk pada saat itu,” imbuhnya.
Sementara itu di sudut halte Terminal Bungurasih Widodo (19), yang juga seorang mahasiswa asal Lamongan. Pada saat itu sedang transit di Gresik untuk perjalanan pulang ke kampung halaman dari Bungurasih ke Bunder juga turut menyoroti pelayanan dan aturan dalam bus ini.
Menurutnya pelayanan yang diberikan cukup ramah, ia juga merasa nyaman atas fasilitas yang diberikan, tapi ia menilai masih ada beberapa kekurangan. “Pelayanannya ramah, busnya juga nyaman tapi kekurangannya tidak bisa turun sembarangan kecuali pada halte yang telah tersedia serta tidak boleh makan dan minum di dalam bus,” ujar ia.
Dari komentar yang telah disampaikan, walaupun dengan peraturan yang cukup ketat Trans Jatim masih menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin bepergian jauh tapi dengan harga murah dengan fasilitas yang memadai.
Namun, evaluasi mengenai kapasitas dan kenyamanan penumpang pada saat jam-jam tertentu masih perlu diperhatikan, guna memberikan pelayanan transportasi yang baik untuk rakyat Jawa Timur.
Editor: Adi Swandana E.P