Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SABI Al-Farabi Angkat Tema “Wahabi Lingkungan”, Kupas Fenomena Upaya Purifikasi Alam

Dokumentasi Kegiatan SABI
Penulis: Rania Nisrina (Kader PK IMM Al-Farabi)

IMM UINSA (16/12/2025)—Komisariat Al-Farabi kembali adakan kegiatan SABI (Sarasehan Al-Farabi) pada Rabu, 3 Desember 2025.  Pada SABI kali ini mengusung tema "Wahabi Lingkungan" dengan mengulik makna dari istilah tersebut. Kegiatan yang diselenggarakan di depan gedung Student Center UIN Sunan Ampel Surabaya ini dipimpin oleh Brian selaku ketua Bidang Tabligh. 

Dalam pemaparan materinya, Brian menyampaikan bahwa istilah Wahabi Lingkungan merujuk pada salah satu paham keagamaan yaitu Wahabisme yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab di Jazirah Arab. Menurutnya, Wahabisme ialah gerakan yang berusaha memurnikan ajaran Islam dengan merujuk kembali kepada Al-Quran dan Sunnah.

"Istilah itu merujuk kepada kepada salah satu paham keagamaan yaitu Wahabisme yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab." jelasnya. 

Bertolak dari gagasan pemurnian itu, Brian menjelaskan makna Wahabi Lingkungan berarti berusaha mengembalikan alam kepada koridornya, dengan menjaga alam dari eksploitasi atau tindakan destruktif yang merusak keseimbangan ekosistem alam. 

"Dengan kata lain, manusia diajak kembali pada prinsip dasar yaitu memperlakukan alam sebagai amanah yang harus dijaga, bukan objek yang terus menerus ditaklukkan." pungkasnya. 

Pasca pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama. Para kader diajak untuk menimpali penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan. Zahid, salah satu dari kader, mengatakan bahwa penjelasan narasumber seakan-akan mendukung opini Ulil Absar Abdilla yang mengawali istilah Wahabi Lingkungan. 

"Semisal Gus Ulil dindang ke SABI kali ini untuk diajak menjadi pemateri, mungkin beliau akan menyampaikan hal yang serupa dengan Mas Brian paparkan," sindirnya seakan-akan masih bingung dengan perspektif yang dipegang oleh pemateri.

"Maka bisa dikatakan bahwa kajian ini adalah kajian pro Gus Ulil," sambungnya. 

Selain itu, Rama juga meyampaikan pendapatnya. Menurutnya, Islam sejak awal telah menghalalkan pemanfaatan alam. "Pada intinya, sebenarnya Islam membolehkan kita untuk memanfaatkan alam yang sudah diberikan Tuhan," tegasnya. 

"Namun dengan catatan bahwa ada kadar yang harus diketahui manusia sejauh mana kita boleh memanfaatkannya, khususnya tentang tambang kali ini," lanjutnya. 

Brian juga menjelaskan bahwa seringkali diksi "Wahabi" disalahartikan sehingga menimbulkan stigma negatif dan pandangan miring. Menurutnya, paham Wahabisme itu perlu ditempatkan pada konteksnya dan mengambil nilai positifnya di samping beberapa aspek yang masih kontroversial. 

Di sisi lain, salah satu kader, Aliyah juga menyampaikan kesannya tentang kegitan SABI. Menurutnya, kegiatan tersebut dapat membuka cakrawala berpikir baru mengenai hubungan agama dan lingkungan. 

"Kalau dari kesannya, alhamdulillah senang bisa dapat ilmu baru. Bisa membuka pikiran lebih luas lagi tentang keadaan yang terjadi sekarang. Untuk harapannya semoga yang ikut SABI ke depannya lebih banyak lagi biar makin seru mengais ilmu bareng orang-orang hebat," ucapnya. 

Di akhir, melalui Komisariat Al-Farabi berharap kader semakin kritis, peka terhadap isu aktual, serta mampu menempatkan nilai-nilai Islam sebagai soslusi yang relevan dengan tantangan zaman. 

Editor: Iskandar Dzulkarnain



Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA