Lembaga Pers Milik IMM : Perlukah?
Akhir-akhir ini saya sering berdiskusi dengan rekan yang aktif di dunia pers mahasiswa sebagai Pimpinan Redaksi (Pimred). Kami berdiskusi panjang lebar tentang dunia jurnalistik dan dunia kepenulisan yang memang menjadi minatnya. Dari diskusi yang intens itu menghasilkan kesimpulan, setidaknya bagi saya pribadi, bahwasannya IMM perlu membentuk lembaga pers. Menurut saya, bidang RPK dan Medkom masih belum optimal dalam menghadirkan pewartaan yang ideal, karena dari kedua bidang itu memang belum ada bidang yang fokus menggarap jurnalisme di IMM UINSA.
Misalnya ketika aksi Galang Dana bersama ACT, peristiwa penting itu
tidak diberitakan dalam website IMM UINSA, kemudian kegiatan Pelatihan Administrasi dan
beberapa kegiatan IMM yang lainnya, juga luput dari pewartaan. Selain itu juga
ada pemberitaan yang tidak segera diterbitkan, padahal harusnya bisa segera
diterbitkan. Misalnya ketika kegiatan Pelatihan Menulis yang diadakan tanggal 7
Februari kemarin, harusnya menjadi peristiwa aktual yang bisa segera diwartakan
saat itu juga, namun justru malah diwartakan satu hari setelahnya. Pun juga
aksi Galang Dana Untuk Gresik Selatan, juga baru diterbitkan satu hari
setelahnya. Sehingga terkesan tidak ada kecepatan dalam mewartakan informasi
penting, padahal kecepatan juga penting dalam pemberitaan. Contoh di atas
menandakan perlunya ada lembaga tersendiri, di luar bidang, yang mengurusi
terkait pemberitaan, sehingga acara-acara IMM bisa diwartakan dan
didokumentasikan dengan baik.
Mengapa Lembaga Pers Menjadi Penting?
Dalam situs milik IMM UINSA, yaitu www.immuinsasby.com, di sana ada kolom News yang
berisi berita-berita yang diwartakan oleh kader-kader IMM. Namun sayangnya isi
kolom tersebut masih sangat sedikit, barangkali karena memang IMM UINSA baru
menghidupkan kembali dakwah medianya yang beberapa tahun lalu kurang aktif,
untuk tidak dikatakan mati. Namun menurut saya, selain memang sedang merintis,
hal itu dikarenakan tidak ada bidang atau lembaga milik IMM UINSA yang secara
fokus mengisi kolom News itu, sehingga terkesan setengah hati dan kurang
optimal. Hal ini menjadi alasan pertama bagi kita untuk mendirikan lembaga
pers, yakni jelas untuk mengisi kolom News dalam website milik IMM UINSA.
Selain itu kepengurusan IMM yang bersifat periodisasi membuat kita
diharuskan mengganti komposisi jajaran baik itu di Komisariat maupun di
Koordinator Komisariat (Koorkom) setiap satu tahun sekali. Di mana setiap
periodisasi pasti masing-masing kepengurusan memiliki kelebihan dan kekurangan
yang bisa dijadikan pelajaran bagi periode selanjutanya. Namun di sini kita
sering kehilangan informasi, seolah antar-periode ke periode selanjutnya selalu
terjadi keterputusan informasi. Keterputusan informasi ini yang seringkali
membuat kita kehilangan patron dalam menjalankan perkaderan, dan
berakibat pada stagnasi atau malah melahirkan perkaderan yang regresif. Itu
dikarenakan tidak terdokumentasikannya kegiatan-kegiatan atau prestasi-prestasi
yang dihasilkan oleh periode sebelumnya. Ini menjadi alasan kedua perlunya
dibentuk lembaga pers, untuk mendokumentasikan setiap kegiatan dan dinamika
yang dialami oleh kepengurusan IMM UINSA dalam satu periode, sehingga bisa
terus diwariskan ke generasi selanjutnya.
Dalam pengalaman saya selama tiga tahun ber-IMM, saya melihat IMM masih
kurang peka pada isu-isu yang terjadi di sekitarnya. Baik itu isu-isu nasional,
lokal Surabaya maupun isu lokal di wilayah kampus UINSA sendiri. Hal itu
dikarenakan IMM UINSA seperti sibuk pada dunianya sendiri, kegiatan-kegiatannya
sendiri, sampai lupa bahwa ia tidak hidup di dunia hampa. Di sinilah dapat kita
temukan alasan ketiga mengapa perlunya ada lembaga pers milik IMM, yaitu untuk
menjadi
mediator kader-kader IMM dengan lingkungan sekitarnya.
Dan alasan keempat perlunya dibentuk lembaga pers milik IMM adalah
untuk menambah variasi dakwah IMM UINSA. Sehingga IMM UINSA tidak hanya sibuk
menjalankan acara-acara perkaderan formal semata, tapi juga bisa memberikan
wadah bagi mahasiswa-mahasiswa yang memiliki keminatan di dunia kepenulisan dan
jurnalistik.
Perlunya Komitmen
Pendirian lembaga pers bukanlah hal yang main-main, perlu dedikasi
tinggi dan komitmen yang besar agar lembaga pers yang didirikan nanti bisa
terus bertahan dan berkarya hingga lintas periodisasi dan lintas generasi. Karena
yang terpenting bukan berdirinya, melainkan keberlanjutan gerakannya.
Mendirikan itu mudah, yang sulit adalah mempertahankannya. Pihak inisiator
tidak hanya puas mendirikan ketika periodenya, namun juga harus memikirkan
bagaimana melanjutkan gerakannya, karena tentu tidak cukup hanya satu periode
saja untuk menjadikan lembaga pers milik IMM menjadi berkualitas dan kredibel.
Bukankah segala sesuatu butuh waktu.
Terkait keanggotaan harusnya juga bisa lebih dinamis dan cair, tidak
harus berasal dari jajaran Koorkom, namun bisa diisi oleh setiap orang yang
memiliki minat di dunia jurnalistik dan memiliki minat di dunia tulis menulis.
Jika diisi oleh orang-orang yang cakap dan memang meminati dunia jurnalistik
tentu akan mudah lembaga pers milik IMM untuk terus bertahan dan berkembang.
Wallahu a’lam
Author: Fadhlur Rohman
(Ketua Umum PK IMM Al-Farabi 2020-2021)
Editor: M Rizki