IKATANKU
Berada di atas persimpangan jalan,
Dipayungi langit abu pengantar rintik hujan.
Bukan tentang seberapa banyak pengorbanan,
Tapi tentang seberapa ikhlas sebuah perjuangan.
Yang berkeringat peluh diredakan angin dingin penenang,
Yang lapar pun dibayar dengan gorengan.
Banyak yang bertanya perihal harapan,
Tentang bagaimana langkah kongkrit kedepan.
Aku tak tahu, Aku hanya ingin berjuang.
Mungkin perjuanganku untuknya tak akan pernah terbalaskan,
Tapi berjuang dalam kebaikan untuk persyarikatan, tak akan ada yang namanya dikecewakan.
Dengan semangat dan tekad,
Kusumbangkan akal dan hatiku, denyut nadi serta darahku untuk berjihad.
Menegakkan ammar ma’ruf nahi munkar,
Hayya alal jihad!
Demi umat seribu zaman,
Tak gentar menyeru kebaikan.
Walau Aku lelah, perih, dan terkapar,
Demi satu semboyan,
Fastabiqul khoirot Aku berjuang.
Tak mudah rasanya menyandang gelar Immawan dan Immawati.
Banyak tanggung jawab yang harus diemban,
Banyak kewajiban yang harus dilaksanakan,
Banyak ego yang harus diturunkan.
Bukan lagi tentang “Untuk apa Aku berjuang”
Tapi tentang “Apa yang bisa ku perjuangkan”
Berangkat dari sebuah keegoisan hati,
Untuk mencoba berlari mencari jati diri.
Tak pernah tahu menahu tentang karamnya sebuah pengabdian,
Tentang sakralnya sebuah kesetiaan.
Dari sebuah kampung binaan,
Hingga jadi kader ikatan
Untuk umat seribu zaman.
Merah menyala simbol semangat membara,
Bukan emosi yang meronta-ronta.
Hitam pekat lambang ketauhidan,
Bukan simbol kegelapan.
Kuning cerah lambang bahwa kita adalah cendekiawan,
Bukan penerus kebodohan.
Putih simbol kesucian.
Pena dan perisai adalah representatif dari sebuah harapan.
Apa arti sebuah harapan, jika tidak diusahakan.
Apalah arti sebuah usaha, jika hanya sekedar ikut-ikutan.
IMM lebih dari sebuah ikatan.
Karena kita kekeluargaan.
Selamat berjuang kader kader ikatan!
Panjang umur pergerakan!
Jayalah ikatanku!
Author: Aurora Nur Azizah
(Kader IMM Leviathan)
Editor: M Rizki