Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahasiswa Penyunggi Muhammadiyah

"Mengusahakan Terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah"

Kalimat itu mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Mungkin ketika membaca itu ingatan kita langsung teringat sebuah organisasi yang tidak lain dan tidak bukan adalah IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Sebab kalimat tersebut adalah Tujuan IMM. Mungkin bagi teman-teman yang masih belum tahu apa itu IMM, bisa membaca pada paragraf berikutnya. Jangan skip ya.

IMM adalah sebuah organisasi dalam tingkat mahasiswa yang memiliki logo berbentuk pena. Bunga melati yang sedang kuncung menandakan kader muda Muhammadiyah. Memiliki enam kelopak yang berarti rukun iman, bertangkai satu berarti tauhid serta memiliki dua garis biru eh maksud saya lima garis yang berarti rukun Islam, juga terdapat tulisan Arab yang berlafadz “Fastabiqul Khairat” yang berarti berlomba-lomba dalam kebaikan. Dan, tidak lupa jas merah marun yang membuat pemakainya menjadi gagah.

Kembali lagi pada tujuan IMM, bukan lagi mahasiswa jika tidak menjadi akademisi yang berakhlak mulia dan tentunya dalam menuju kemuliaan itu memerlukan proses yang bisa membawanya. Ilmu, pengalaman, bahkan teman semuanya akan menyongsong kepada akhlak yang mulia. 

Dalam rangka mewujudkan tujuan Muhammadiyah, yaitu masyarakat islam yang sebenar-benarnya. IMM yang merupakan salah satu dari sekian banyaknya organisasi ortonom (ortom) yang juga akan mewujudkan tujuan Muhammadiyah.

Di lain sisi, IMM juga memiliki enam penegasan yang menjadi patokan dalam ber-IMM juga menjadi semangat dalam berjuang dan ikhlas dalam berkorban yang membawa kepada tujuan Muhammadiyah. Berikut ini adalah enam penegasan yang dimilik oleh IMM.

  1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam
  2. Menegaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
  3. Menegaskan bahwa fungsi adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah
  4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang syah dengan menindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
  5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah
  6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat

Dapat diartikan dalam enam penegasan tersebut dijelaskan bahwasannya agama adalah syarat utama untuk masuk kedalam organisasi IMM. Sebab sudah jelas bahwasanya IMM adalah gerakan mahasiswa Islam. Yang kemudian dijelaskan juga IMM merupakan suatu organisasi yang dimiliki oleh Muhammadiyah serta akan berjuang keras dalam mewujudkan tujuan Muhammadiyah.

IMM juga menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah, yang berarti ketika seseorang sudah berilmu maka wajiblah bagi mereka untuk mengamalkannya, berbagi kepada sesama yang masih belum mengetahuinya. Juga bagi mereka yang belum berilmu tidak mungkin bisa melakukan amal yang baik dan sempurna. Maka ketika kita beribadah atau beramal wajib bagi kita untuk mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Artinya harus seimbang antara keduanya.

Selain penegasan, ada juga Trilogi dan Tri Kompetensi Dasar. Tidak asing lagi bagi sahabat IMM mengenai keduanya. Mungkin para kader yang membaca ini sudah sangat sering mengatakan pada saat diskusi di warung-warung kopi atau pada saat cangkruk bersantai sambil merokok. Semuanya akan membekas dalam diam pada ingatan semua orang yang mendengarnya.

Namanya saja sudah Tri, berarti isi dari Trilogi dan Tri Kompetensi Dasar ini memiliki tiga poin penting. Yang pertama adalah religiusitas, dapat kita maknai fisini sebagai keagamaan. Ya walaupun tentunya kata religiusitas ini memiliki arti kata yang banyak namun kerap kali kata religiusitas ini diartikan sebagai agama, dan juga yang dimaksud dalam konteks ini juga diartikan sama demikian. 

Artinya dalam ber-IMM tentunya harus beragama, sebab jika diamati bersama mulai dari enam penegasan hingga Trilogi dan Tri Kompetensi Dasar ini poin pertama memiliki konteks mengenai agama.

Pada poin kedua yaitu tentang intelektualitas, hal ini tentunya sangat wajar sekali bagi para kaum yang sedang menempuh studi sarjana dengan julukan mahasiswa. Kaum ini, bukan lagi anak kecil yang dipaksa untuk lagi belajar. Apalagi harus dituntun memahami satu persatu dengan selalu dibimbing di sampingnya. 

Namun mahasiswa yang sejatinya berangkat dengan keteguhan hati dan keikhlasan dalam mencari ilmu. Artinya ditingkat mahasiswa tentunya sudah dewasa dan memahami sebab akibat yang akan didapatkannya.

Terkait intelektualitas tentu dalam melakukan proses apapun perlu adanya ilmu. Seperti yang tercantum dalam enam penegasan bahwasanya pada poin lima “ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah” jelas bahwasanya beramal tanpa berilmu adalah kosong, tidak tau apa yang dilakukan dan yang harus dilakukan. 

Begitu pula sebaliknya, ilmu tanpa beramal juga tidak ada gunanya sebab percuma banyak menumpuk ilmu namun pada dasarnya di anggurin yang lama kelamaan akan lupa dimakan waktu. Sehingga pada dasarnya ilmu dan amal harus berjalan beriringan dan mencapai tujuan antara keduanya.

Ketiga, humanitas. Sebelum pembahasan secara terperinci humanitas berarti kemanusiaan, kemasyarakatan dan lain sebagainya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, perlu orang lain untuk melangsungkan hidupnya. 

Memenuhi kebutuhan, melangsungkan keturunan, bahkan hal-hal yang sedikit remeh saja masih membutuhkan bantuan orang lain. Maka dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menyuruh untuk saling tolong menolong dalam kebaikan artinya sudah jelas bahwasanya manusia itu sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam hidupnya.

Maka ketika kita ber-IMM sudah selayaknya keta memberdayakan sikap humanitas ini. Terlebih dengan lajunya teknologi yang terkadang manusia dibuat lupa oleh kesulitan orang lain. Berbagi, membantu yang susah, gotong royong, tepo sliro harus menjadi rutinitas kita sehari-hari.

Author: Mahbub Junaidi (Anggota Bidang RPK IMM KUF 2021-2022)

Editor: Fadhlur Rahman

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA