Goresan Pena, Aku dan Angan
Edited by Canva |
Penulis: Najwa Laska Halqi (Kader IMM Avempace)
-Awal Tahun; Pribadi yang lebih anggun atau malah semakin menurun?
Do’a yang Sama
Suara kembang api terdengar memenuhi
Menjadi pertanda bahwa tahun telah berganti
Aku menatap indahnya sang indurasmi
Sembari nikmati hilir angin yang tenangkan diri
Serpihan memori terlintas di benakku
Berbagai peristiwa telah pergi berlalu
Tanpa sadar air mata membasahi pipiku
Karna ku pikir aku tak akan pernah mampu
Tiap malam hanya menangis dalam sujudku
Kini nyatanya, aku berhasil melewati semua itu
Ada banyak mimpi yang belum terwujudkan
Mimpi yang daridulu sangat aku dambakan
Tentu diri ingin menjadi anak yang membanggakan
Menjadi seorang hamba yang lebih taat dan beriman
Dengan harapan supaya baik di hadapan Tuhan
Serta layak tuk mendapatkan pengampunan
Aku menadahkan tangan di depan muka
Rasa syukur dan do’a ku panjatkan kepada Nya
Kini tekadku ingin perbaiki diri sepenuhnya
Membuang semua penyakit hati yang telah ada
Serta dengan sebuah harap yang masih sama
Tahun ini harus lebih baik daripada sebelumnya
Dengan sedikit tangisan dan penuh rasa bahagia
Oh Tuhan, semoga angan ku sampai ke nabastala
***
Angan Seorang Insan
Sang arunika muncul menyinari dunia
Membangunkan para atma yang terlelap dalam tidurnya
Semua orang menyambut dengan penuh harsa
Lihatlah, hari esok yang dinanti telah tiba
Mereka bersorak diselingi canda dan tawa
Lalu mengapa hanya diriku yang merasa nestapa
Kecewa dan hampa seolah tak ada hentinya
Tiada hari tanpa bersenandika
Membayangkan jika diriku menjadi anindya
Oh betapa indahnya jika selalu dipuja
Akan mudah ku temukan seorang dayita
Para insan tak akan memandang sebelah mata
Namun kurasa itu hanya khayalan semata
Berbagai macam anca telah kucoba
Telah ku kerahkan seluruh jiwa dan raga
Sekeras nan sekuat apapun diriku berusaha
Tak ada yang ku dapat selain rasa candala
Hamba tak kan pernah menjadi manusia anindita
***
Tanpa Arah
Aku menolehkan kepala ke belakang
Menatap kenangan yang telah menjadi bayang
Perlahan aku pun menjadi bimbang
Akan jadi apakah diriku yang sekarang?
Waktu demi waktu silih berganti
Tak terasa hari esok datang menghampiri
Seolah mengejar diriku dengan tiada henti
Namun ternyata aku semakin menyadari
Bahwa belum ku temukan jati diri ini
Satu persatu datang mengusik pikiranku
Tak ada yang kulakukan selain diam termangu
Ingin sekali aku bangun lalu mewujudkan mimpiku
Namun aku takut, bisakah diriku?
Setiap saat aku larut dalam cemasku
Memikirkan bayang masa depan yang tidak menentu
Aku melihat banyak keberhasilan di sekelilingku
Rasa cemburu semakin menusuk kalbu
Mengapa orang lain bisa seberuntung itu?
Diri sudah sering menyalahkan Tuhan
Mengeluhkan hidup yang penuh dengan cobaan
Beribu pertanyaan muncul dalam pikiran
Apakah aku adalah manusia buangan?
Yang tak akan pantas diberikan kemudahan
Padahal dirikulah yang enggan meminta pertolongan