Autokritik IMM UINSA terhadap Aksi PC IMM Kota Surabaya
![]() |
Dokumentasi Aksi PC IMM Kota Surabaya bersama kader-kader IMM se-Surabaya di depan kantor Polrestabes Kota Surabaya, Jumat (14/02/25). |
Penulis: Adi Swandana Erlangga Putra (Ketua Bidang Kader Koorkom IMM UINSA)
IMM UINSA (15/02/2025) - Jumat kemarin (14/2), di tengah terik matahari yang menyengat kulit dan menyilaukan mata gagal menghentikan semangat aksi dari kader-kader IMM se-Surabaya. Kantor Polrestabes Kota Surabaya hari itu diserbu jas-jas merah dan orasi-orasi perlawanan yang saling bergantian disuarakan.
IMM UINSA pun tentu hadir dalam momentum tersebut. Beberapa kader ada yang turut memberikan orasi perlawanan, sementara yang lainnya menyoraki seruan-seruan. Aksi berlangsung hingga sore hari dan berakhir dengan duduk damai bersama para polisi.
Namun, setiap aksi selalu menimbulkan celah dan tanda tanya. Aksi yang begitu dadakan hanya dengan konsolidasi semalam bagaikan kisah Candi Prambanan. Kiranya hal-hal janggal yang menyebalkan memang perlu diluruskan untuk menjaga solidaritas kader-kader IMM di Kota Pahlawan.
Autokritik atas Mekanisme Konsolidasi dan Aksi
Menanggapi aksi kemarin, Yogaraksa Ananta sebagai Ketua Bidang HPKP Koorkom IMM UINSA memberikan beberapa autokritik. Mula-mula, bagi Yoga, konsolidasi yang diadakan oleh PC IMM Kota Surabaya pada malam sebelum aksi hari Jumat (14/2) kemarin dirasa terlalu mendadak.
Selain itu, Yoga juga menyayangkan pihak PC IMM Kota Surabaya yang tidak memberikan instruksi terlebih dahulu kepada setiap pimpinan di masing-masing kampus untuk mengadakan diskusi internal terkait isu yang akan diangkat. Menurut Yoga pula, isu-isu yang diangkat pun terbilang telat secara sosialisasi.
"Seharusnya dari Cabang ini memiliki kepekaan untuk mensosialisasikan isu yang ada, sehingga meskipun konsolidasi internal tidak memungkinkan karena pada waktu itu mendadak, setidaknya dari masing-masing secara personal ada yang paham terkait isu yang akan diangkat," tutur Yoga.
Selanjutnya, Yoga pun menyoroti soal mekanisme aksi pihak PC IMM Kota Surabaya yang dianggapnya masih kurang dalam memobilisasi massa. Jumlah massa yang hanya sekitar puluhan pun diharapkan oleh Yoga dapat dievaluasi untuk aksi-aksi selanjutnya. Sebab, bagi Yoga keseriusan pihak PC IMM Kota Surabaya dalam hal ini dapat dilihat juga dari cara-cara yang dilakukan guna menghimpun lebih banyak massa.
Menyorot Aksi Dadakan: Jawaban dari Para Pimpinan
Memang, aksi pada Jumat kemarin begitu mendadak. Hal ini juga diafirmasi oleh Ketua Umum PC IMM Kota Surabaya, Erfanda Andi Mada Arectya di mana hal ini sempat dikeluhkan olehnya kepada pihak DPD IMM Jawa Timur. Sebelumnya, DPD IMM Jawa Timur telah mengadakan konsolidasi pada hari Rabu (12/2) dengan pimpinan cabang se-Jawa Timur yang menginstruksikan untuk melakukan aksi di hari Jumat.
"Maka dari itu, saya juga dari PC IMM Kota Surabaya sudah menanyakan bahwasanya ini terlalu cepat. Namun, karena saya sendiri kader Muhammadiyah yang memang memegang teguh kalimat sami'na wa atho'na kita harus sendiko dawuh kepada pimpinan daerah. Maka dari itu, ya sudah kita laksanakan sekuat kita," terang Erfanda.
Selaras dengan Erfanda, M. Alwi Shihab selaku Ketua Bidang HPKP PC IMM Kota Surabaya mengatakan bahwa alasan dari aksi dadakan kemarin merupakan bagian dari instruksi DPD IMM Jawa Timur.
"Karena bagian dari instruksi dari teman-teman DPD yang ingin semua cabang melakukan aksi di polres kota-kotanya masing, nah itu salah satu alasan kemendadakan. Sebenarnya kita dari teman-teman pimpinan cabang pun berusaha mencari momentum yang tepat, tapi karena berhubung dua momentum tersebut sudah menjadi satu ya kita usahakan di hari ini (14/2)," ungkap Alwi.
Menanggapi hal ini, Ketua Bidang HPKP DPD IMM Jawa Timur, Akhlis Nastainul Firdaus pun memberikan klarifikasi. Menurut Akhlis, hal ini hanya persoalan pemilihan waktu aksi saja dari pihak PC IMM Kota Surabaya.
"Akhirnya, berhubungan DPD mengeluarkan instruksi saya kira teman-teman Surabaya mengambil momentum itu sekaligus," ucap Akhlis.
Pada awalnya, instruksi aksi tersebut ditujukan untuk mengawal netralitas kepolisian untuk mengamankan tambang-tambang ilegal di Jawa Timur. Hal itulah yang disampaikan oleh Akhlis, sedangkan dalam konteks Surabaya sendiri menurutnya memang memiliki isu yang lain baik skala regional maupun nasional.
"Maka dari itu, kita menginstruksikan teman-teman untuk tetap mengawal isu ini (tambang ilegal di Jawa Timur) dan juga apa pun isu regional tetap dikawal. Itu yang menjadi hasil konsolidasi dan kesepakatan kita untuk teman-teman melaksanakan aksi serentak pada hari ini (12/2)," ujarnya.
Terkait instruksi aksi sendiri, Akhlis kembali meluruskan hal tersebut. Menurutnya, instruksi itu telah disepakati bersama dan dikembalikan lagi kepada pimpinan cabang masing-masing.
"Kalaupun dilakukan dengan teman-teman monggo, kalaupun tidak dengan berdasarkan ada hal-hal yang menjadi pertimbangan ya silahkan. Kita cuma menginstruksikan cabang, selepasnya cabang bisa mengambil sikap untuk turun atau tidak," jelas Akhlis.
Akhlis lagi-lagi menekankan bahwa tidak ada paksaan dalam instruksi aksi yang dikeluarkan oleh pihak DPD IMM Jawa Timur. Dengan kata lain, instruksi aksi tersebut dipersilahkan bagi pimpinan cabang yang ingin melakukannya jika memang ada momentumnya.
Editor: Restu Agung Santoso