Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Akar Menuju Kehidupan: PK IMM Saintek Serukan Refleksi Ekologis di Hari Kesehatan Tanaman Internasional

Dokumentasi setelah Kajian Keilmuan PK IMM Saintek 

Penulis : Lisha Mar'atul Muthmainnah (Kader PK IMM Saintek)


IMM UINSA (15/05/25) - Dalam rangka memperingati International Day of Plant Health yang jatuh setiap 12 Mei. PK IMM Saintek menggelar sebuah kajian reflektif bertajuk “Simfoni Akar di Tanah Endapan." Pada Selasa, 13 Mei 2025.

Kegiatan ini bukan sekadar diskusi ilmiah, tetapi menjadi ruang kontemplatif yang menyatukan nilai-nilai ekologis, spiritual, dan akademis untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keberlangsungan tanaman dan tanah akar dari seluruh kehidupan di bumi.

Berlangsung hangat dan penuh semangat, kajian ini menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan tanaman bukan hanya tugas para ahli botani atau kementerian terkait, melainkan panggilan moral bersama, termasuk mahasiswa sebagai generasi pembaharu.


Menggali Makna “Simfoni Akar di Tanah Endapan”

Judul “Simfoni Akar di Tanah Endapan” dipilih sebagai simbol dari keharmonisan ekosistem pesisir, terutama hutan mangrove yang tumbuh di wilayah endapan lumpur dan sedimen. Kata “simfoni” menggambarkan keselarasan kehidupan yang diciptakan oleh akar-akar mangrove.

Tidak hanya menopang tegaknya pohon, tetapi juga menjadi landasan bagi ekosistem pesisir yang kaya akan keanekaragaman hayati dari ikan, udang, burung, hingga mikroorganisme penting.

Tanah endapan di sini merujuk pada wilayah pesisir yang secara alami menjadi tempat tumbuhnya mangrove. Namun, kawasan ini kini menghadapi ancaman akibat aktivitas manusia seperti reklamasi, pencemaran, dan penggundulan hutan.

Dalam kajian ini, PK IMM Saintek mengajak peserta untuk merenungkan bagaimana akar dalam arti harfiah dan simbolik merupakan titik awal dari kehidupan dan keseimbangan ekologis. Hutan mangrove menjadi fokus karena perannya sebagai pelindung alami pesisir dari abrasi dan banjir, serta sebagai penyaring alami dan penyimpan karbon yang sangat dibutuhkan bumi.

Kajian ini juga mengupas strategi pelestarian dan pemulihan mangrove. Mulai dari penanaman kembali, edukasi masyarakat, hingga kolaborasi ilmiah dan kebijakan yang berkelanjutan.

Ulil Azmi selaku ketua umum PK IMM Saintek mengungkapkan, "Sebagai tindak lanjut DAD, kajian ini menjadi bentuk konkret penguatan nilai keilmuan dan pengabdian. IMM 24 akan terus bergerak lewat program kerja yang menyentuh isu lingkungan secara langsung." Ucap Ulil. 


Kesadaran Ekologis Dimulai dari Hal yang Terdalam

Dalam sesi pemaparan materi, Ziadatur Rizqiyah, S.Si, M.Si, seorang akademisi sekaligus pemerhati isu lingkungan, menekankan bahwa akar bukan hanya bagian fisik dari tanaman. Tetapi simbol awal dari kehidupan yang harus dijaga. 

“Kita tidak bisa menunggu perubahan dari atas saja. Mahasiswa punya peran strategis dalam mengedukasi dan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga tanah, air, dan tumbuhan sebagai sumber kehidupan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan holistik antara ilmu pengetahuan dan nilai spiritual dalam merawat bumi, mengingat tantangan lingkungan hidup tidak dapat ditangani dengan logika teknis semata, tetapi juga dengan etika dan kesadaran moral.


Menumbuhkan Generasi Kritis dan Peduli Lingkungan

Ketua pelaksana, Fahmudianto Saputro. Menjelaskan bahwa kajian ini merupakan bagian dari gerakan berkelanjutan PK IMM Saintek dalam membentuk kader-kader yang kritis, solutif, dan berorientasi pada isu-isu global. “Kami ingin mengajak teman-teman kader untuk tidak hanya aktif dalam organisasi, tapi juga peka terhadap isu-isu yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat dan alam,” ungkapnya.

Menurutnya, peringatan Hari Kesehatan Tanaman Internasional ini adalah momen tepat untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan alam, terutama di tengah ancaman perubahan iklim, degradasi tanah, dan kerusakan lingkungan yang semakin nyata.


Sinergi Ilmiah dan Spiritual untuk Bumi yang Lebih Sehat

Kajian ini juga menyiratkan pesan bahwa pendekatan ilmiah dan spiritual tidak perlu dipertentangkan, melainkan bisa berjalan berdampingan dalam menumbuhkan kesadaran ekologis yang lebih mendalam. PK IMM Saintek menunjukkan bahwa diskusi ilmiah bisa dikemas secara reflektif dan menyentuh ranah batin, memperkuat rasa tanggung jawab terhadap bumi sebagai amanah.

"Saya mendapatkan banyak ilmu tentang budidaya ekosistem mangrove, serta memahami lebih dalam mengenai manfaat dan tujuan dari mangrove itu sendiri. Selain itu, pematerinya yang humble membuat suasana menjadi lebih santai, sehingga audience pun merasa lebih nyaman untuk menyampaikan pertanyaan." Ujar Awanda Fitya Zahra, salah satu peserta dari PK IMM Saintek. 

Melalui kegiatan ini, diharapkan tumbuh benih-benih kepedulian ekologis yang akan berkembang dalam tindakan nyata. Tidak hanya dalam bentuk kampanye atau advokasi, tetapi juga dalam sikap hidup sehari-hari yang lebih ramah lingkungan dimulai dari mengenali akar, memulihkan tanah, dan menjaga harmoni kehidupan.

Salah satu peserta Amizy Nova, menyampaikan kesan terhadap kegiatan ini, "Menurut saya, agenda kajian IMM Saintek kemarin sudah bagus, dengan pembahasan yang keren dan menarik. Semoga ke depannya bisa terus menghadirkan topik-topik yang relevan dan bermanfaat." Ungkap kader PK IMM Leviathan itu. 


Editor : Etika Rahma Setya 

Redaksi IMM UINSA
Redaksi IMM UINSA Tim Redaksi RPK KOORKOM IMM UINSA